Tingkatkan UKM Batik Malangan, Polinema Terapkan SOP Batman Ribone

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Sebagai bentuk implementasi pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tim dosen Polinema terus melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Salah satunya, PKM yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2020, berjudul “Batman Ribone (Batik Malangan Triple Bottomline) pada Pengrajin Batik Bambu Kenangan Kabupaten Malang.”

Adalah tim dosen Jurusan Akuntansi dan Jurusan Administrasi Niaga, di antaranya Siti Amerieska, SE,MSA,Ak,CA, Galuh Kartiko SH, MHum, Novi Nugrahani SE, MAk, Rika Wijayanti SPd, MAk dan Farika Nikmah SSos, MAB,  melaksanakan PKM Kemitraan dengan menggandeng UKM Batik Bambu Kenanga yang berlokasi di Turen, Kabupaten Malang.

Pelatihan SOP Batman Ribone. (ist)

“Batik Malangan memiliki keindahan dan corak khas yang tidak kalah dengan batik lainnya. Konsumen dari dalam dan luar Kota Malang, terutama sekolah dan perkantoran yang menggunakan seragam batik, membeli Batik Malangan ke produsen batik di Malang,” ungkap Siti Amerieska, Ketua Tim PKM.

Dosen Jurusan Akuntansi ini menambahkan, pengrajin Batik Malangan memiliki potensi dan peluang usaha yang sangat prospektif. Namun ada beberapa kendala dalam pengembangan usaha Batik Malangan.

“Mereka belum memiliki tata kelola manajemen yang baik, seperti Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC), dana kewirausahaan yang masih minim, sosialisasi pemasaran Batik Malangan masih minim karena belum memiliki situs web dan media sosial, serta belum mempunyai laporan keuangan khususnya laporan keuangan yang berbasis Triple Bottom Lines (Laporan Keberlanjutan),” beber Siti Amerieska.

Menurutnya, hal tersebut yang melatarbelakangi kegiatan PKM Kemitraan ini. Metode pelaksanaan kegiatan PKM ini menggunakan pendekatan metode partisipatif yang menjelaskan petunjuk penggunaan “SOP BATMAN RIBONE”, berupa penyuluhan, pelatihan dan pendampingan.

Tim PKM bersama pengrajin Batik Malangan. (ist)

“Penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan tata kelola manajemen organisasi, motivasi kewirausahaan serta perencanaan dan proposal bisnis (Business Plan),” imbuhnya.

Selanjutnya, dilaksanakan pelatihan setelah menentukan masalah dari hasil konsultasi terhadap semua aspek aktifitas usaha yang membutuhkan tindak lanjut. Metode problem solving ini dilakukan, agar mitra dapat meningkatkan produksi topeng mandiri dengan menggunakan bahan dasar yang ramah lingkungan.

Tim PKM melakukan evaluasi serta pendampingan dalam melaksanakan semua aspek aktifitas usaha. Sehingga mitra mampu membangun kemitraan atau kerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta untuk menjadi investor.

“Melalui kegiatan PKM Kemitraan ini, diharapkan UKM Batik Malangan dapat dengan mudah menerapkan aspek produksi yang ramah lingkungan, merencanakan pengelolaan keuangan dengan baik dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat di sekitar tempat usaha, dengan menerapkan sistem kemitraan berdasarkan SOP Batman Ribone,” harap Siti Amerieska. (*/rhd)

Pos terkait