Situbondo, SERU.co.id – Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan akan memastikan penyebab peristiwa ambruknya atap bangunan kamar santri putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, Kamis (30/10/2025).
Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan mengatakan, sesaat setelah menerima laporan, pihaknya bersama Polsek Besuki segera bergerak cepat ke lokasi kejadian dan memasang garis polisi di sekitar area pondok untuk mencegah masyarakat mendekat dan menghindari risiko tambahan.
“Area sudah kami sterilkan untuk keamanan bersama. Langkah ini juga bagian dari proses penyelidikan,” seru AKBP Rezi Dharmawan di lokasi kejadian.
Lebih lanjut, Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan menambahkan, selain melakukan olah TKP, tim Polres Situbondo juga berkoordinasi dengan pihak pondok pesantren, Kementerian Agama, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan penanganan korban serta keamanan bangunan di sekitar area terdampak.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak pondok dan instansi terkait lainnya untuk penanganan korban bencana,” imbuhnya.
Selanjutnya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut terkait penyebab ambruknya atap. Dari keterangan awal, kejadian diduga dipicu hujan disertai angin kencang yang terjadi beberapa jam sebelum insiden.
“Kami masih mendalami penyebab pasti runtuhnya atap bangunan. Dugaan sementara bisa karena faktor cuaca, tapi kami tunggu hasil pemeriksaan teknis dari petugas dan ahli bangunan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa semua korban telah mendapat penanganan dengan baik, sementara korban meninggal dunia sudah dimakamkan dan pihak keluarga menerima dengan ikhlas.
“Kami turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini. Saat ini fokus kami memastikan situasi aman dan proses penanganan berjalan baik,” imbuhnya.
Baca juga: Korban Ponpes Al Khoziny Trauma Berat, Pemkot Malang Buka Peluang Masuk Sekolah Rakyat
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, membenarkan insiden tersebut. Ia mengatakan, suara gemuruh terdengar sesaat setelah hujan deras disertai angin kencang.
“Sekira pukul 00.30 atau 01.00 WIB terdengar suara keras. Yang ambruk itu bagian atapnya, sementara tembok masih utuh,” pungkasnya.
Pihak pondok kini tengah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan pemerintah daerah untuk melakukan penanganan lanjutan serta memastikan keselamatan para santri lainnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa terjadi sekitar pukul 00.30 WIB, saat seluruh santriwati tengah beristirahat di kamar asrama. Tiba-tiba atap bangunan ambruk dan menimpa para santri yang sedang tidur.
Akibat kejadian itu, ada 6 santriwati yang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Satu santriwati dilaporkan meninggal dunia, sementara 2 korban lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Besuki. (aza/mzm)








