Begini Sebenarnya Konsep DLH Batu “Percantik” Boulevard Jalan Sultan Agung

Begini Sebenarnya Konsep DLH Batu "Percantik" Boulevard Jalan Sultan Agung
Monumen apel di Jalan Sultan Agung. (Seru.co.id/dik)

Batu, SERU.co.id – Ada pemandangan baru disaat pengguna jalan melalui ruas Sultan Agung atau yang dikenal warga batu sebagai Embong kembar. “Wajah” taman yang ada di tengah ruas jalan menuju ke wisata Museum Angkut tersebut disulap sedemikian rupa hingga menimbulkan berbagai komentar masyarakat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachrony mengatakan, aktifitas pembenahan taman di tengah jalan Sultan Agung itu bertujuan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau. Selain itu juga demi menyediakan ruang publik yang nyaman dan upaya memperindah wajah kota. Renovasi taman di ruang jalan Sultan Agung itu juga bertujuan untuk memperkuat identitas daerah.

Bacaan Lainnya

“Pengembangan ruang publik berupa taman di sepanjang Jalan Sultan Agung ini melalui konsep taman tematik. Diperkuat dengan sculpture dan ornamen pendukung pada tiap-tiap ruas pulau taman disepanjang boulevard Sultan Agung,” seru Dian sapaannya.

Monumen Batu Tourism City. (Seru.co.id/dik)

Dian menyebutkan, kehadiran ikon baru ini juga ditujukan guna menghadirkan ruang publik yang menarik bagi wisatawan maupun masyarakat setempat. Ornamen yang dihadirkan, sengaja dirancang untuk merepresentasikan potensi pertanian, kekayaan seni dan budaya, industri kreatif dan kepariwisataan, potensi alam. Termasuk menonjolkan flora fauna, serta kehidupan masyarakat Batu yang dinamis dan harmonis.

“Revitalisasi taman di ruas Sultan Agung dipandang perlu dengan memperhatikan nilai fungsi, estetika, dan tematik sesuai dengan kajian yang telah disusun,” cetusnya.

Dalam pelaksanaan revitalisasi taman di sepanjang jalan Sultan Agung ini, anggaran yang digunakan adalah dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) Jatim Park Group. Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada pihak JTP Group yang berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau ini.

“Bentuknya adalah hibah pembangunan dan revitalisasi taman tematik, dimulai pada pulau taman 1 (satu) jalan Sultan Agung dengan tema “Jendela Kota Batu” sebagai insight awal masuk,” terangnya.

Dian juga menambahkan, usai pengerjaan taman bertema “Jendela Kota Batu” dilanjutkan dengan pembangunan taman dengan tematik potensi-potensi Kota Batu. Visualnya akan tersirat melalui pulau-pulau taman berikutnya di sepanjang jalan Sultan Agung.

“Deretan sculpture yang dibangun ini memiliki makna filosofis yang erat dengan Kota Batu,” imbuhnya.

Dian juga menambahkan, adapun manfaat untuk Kota dan masyarakat selain menghadirkan ruang hijau publik yang lebih nyaman dan indah. Menjadi destinasi wisata baru yang memperkuat branding Kota Batu di kancah nasional dan internasional. Sekaligus menjadi spot foto menarik yang mendukung pariwisata digital.

“Ini juga bisa membuka peluang ekonomi bagi UMKM dan pelaku usaha pariwisata. Mari bersama-sama menjaga dan merawat ikon baru ini. Mari kita jadikan sculpture Jalan Sultan Agung sebagai kebanggaan bersama. Batu semakin indah, semakin berwarna, dan semakin siap menjadi kota wisata kelas dunia,” pungkasnya.

Secara detail, berikut makna dari sculpture yang dibangun.

  • Apel Batu Jendela & Batu SAE merupakan simbol ikon pertanian dan potensi alam
  • Kuda & Sultan Agung: representasi nilai sejarah dan semangat perjuangan.
  • Potensi Seni dan Budaya (bantengan, dll): melestarikan seni tradisi khas Malang Raya yang masih hidup di Batu.
  • Potensi Olahraga (paralayang, trekking-trailrun, sepeda): menggambarkan daya tarik wisata unggulan serta semangat generasi muda.
  • Potensi flora-fauna (bunga, kelinci, susu sapi, buah, sayur): representasi keseharian dan ekonomi lokal.
  • Potensi pendidikan (Dewi Saraswati): simbol ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan harmoni
  • Abstrak modern Kontemporer: keterbukaan Kota Batu pada kreativitas dan inovasi.
  • Penataan bunga warna-warni (cosmos, impatiens, mawar): menampilkan citra Kota Batu sebagai kota bunga.
  • Penataan sculpture disusun mengikuti alur perjalanan wisatawan dari arah Sultan Agung timur sampai dengan Museum Angkut, menghadirkan cerita visual yang bisa dinikmati secara bertahap, baik pada siang maupun malam hari.

(dik/mzm)

 

Pos terkait