Batu, SERU.co.id – Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Batu melaksanakan rapat kordinasi (Rakor) dengan pengelola destinasi wisata dan akomodasi di Batu, Rabu (17/9/2025). Kegiatan yang berlangsung di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani itu membahas tentang kepatuhan pelaporan data pengunjung wisata Kota Batu 2025.
Kabid Pemasaran Pariwisata Kota Batu, Dwi Nova Andriany mengatakan, peserta rakor merupakan perwakilan dari pengelola destinasi wisata dan akomodasi yang ada di Kota Batu. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menemukan solusi terhadap menurunnya tingkat kepatuhan pelaporan data pengunjung wisata 2025. Pihaknya ingin mendapatkan masukan tentang apa yang menjadi kendala dalam melaporkan situasi kunjungan wisata yang rutin dilaporkan 1 bulan sekali.
“Tingkat pelaporan kunjungan wisata tidak pernah mencapai 100 persen. Pencapaiannya hanya sekitar 66 persen. Kami ingin tahu apakah sebabnya dari petugas kami yang tidak disiplin dalam memungut data, atau karena faktor lain,” serunya.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadisparta) Batu, Onny Ardianto S Sos MM dalam paparannya menyebutkan, data kunjungan wisata yang didapatkan dari setiap destinasi tidak berhenti di Disparta Batu saja. Namun hal itu juga menjadi laporan ke instansi yang lebih tinggi, yakni Disbudpar Propinsi Jatim. Data ini juga menjadi salah satu penentu program untuk target promosi pariwisata Kota Batu kedepannya.
“Dari data yang masuk juga menunjukkan kunjungan wisata dari Malaysia ke Kota Batu menduduki petingkat tertinggi wisatawan mancanegara. Itu juga mengapa kemarin kami ikut di Matta Fair yang di selenggarakan di Malaysia,” jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa pengelola destinasi wisata dan akomodasi mengungkapkan berbagai hal yang menjadi kendala dalam hal pelaporan data. Diantaranya operator yang pindah tempat kerja, hingga adanya kesulitan teknis dalam merekap data kunjungan. Beberapa masukan juga mengusulkan penggunaan program berbasis digital untuk memudahkan pembuatan laporan.
“Saat kami di Dinas Komunikasi dan Informasi,kami pernah mengembangkan aplikasi seperti itu. Harapannya ini nanti dapat dikembangkan untuk kebutuhan pengukur jumlah pengunjung yang datang ke Kota Batu,” pungkas Onny. (dik/mzm)