Revitalisasi Alun-Alun Merdeka Hadirkan Dry Fountain hingga Fasilitas Ramah Anak, Tutup 105 Hari

Revitalisasi Alun-Alun Merdeka Hadirkan Dry Fountain hingga Fasilitas Ramah Anak, Tutup 105 Hari
Wajah Alun-alun Merdeka Malang bakal disulap dalam waktu dekat. (bas)

Malang, SERU.co.id Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memastikan proyek revitalisasi Alun-Alun Merdeka akan dimulai bulan September 2025. Rencananya, revitalisasi mencakup sebagian wilayah, serta menghadirkan dry fountain hingga fasilitas ramah anak.

Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang mengungkapkan, rapat koordinasi akhir bersama pihak Bank Jatim telah digelar. Revitalisasi ini akan menggunakan dana sebesar Rp10 miliar, bertahap Rp5 miliar yang bersumber dari CSR Bank Jatim.

Bacaan Lainnya

“Target penyelesaiannya dalam waktu 3,5 bulan atau sekitar 105 hari. Pihak Bank Jatim memastikan pengerjaan dimulai bulan ini, paling lambat dua pekan ke depan. Proyek ini sudah dirancang sejak 2023, kini siap direalisasikan untuk memberikan wajah baru bagi salah satu ikon Kota Malang,” seru Raymond, sapaannya.

Raymond menjelaskan, survei lokasi akhir akan dilakukan pekan depan. Jika tidak ada kendala teknis, maka pelaksanaan konstruksi akan langsung dimulai.

“Jadwal terdekat adalah survei akhir minggu depan. Jika semua sesuai, revitalisasi bisa langsung dikerjakan.,” jelasnya.

Kepala DLH Kota Malang menjelaskan, revitalisasi Alun-alun Merdeka akan menghadirkan fasilitas kekinian. (bas)

Fokus pada Air Mancur, Fasilitas Anak dan Penertiban PKL

Salah satu titik revitalisasi utama adalah pembaruan area air mancur dengan konsep dry fountain. Ini merupakan air mancur tanpa kolam yang memungkinkan permukaan tetap bisa difungsikan sebagai area umum saat air tidak menyala.

“Konsep ini diadopsi, agar area tetap aman dan multifungsi, terutama bagi anak-anak. Misalnya, saat tidak digunakan air mancurnya bisa menjadi lapangan sepak bola,” ungkapnya.

Tak hanya itu, area bermain anak juga akan diperluas dan ditambah wahana edukatif. Raymond menyebut, fasilitas playground baru kemungkinan datang tahun depan, karena proses pengadaannya impor dari Malaysia.

“Kami ingin menjadikan Alun-Alun sebagai ruang publik yang nyaman dan ramah anak. Ini bukan sekadar mempercantik kota, tetapi juga membangun ruang yang bisa dinikmati semua kalangan,” ujarnya.

DLH juga menggandeng Satpol PP untuk melakukan penataan terhadap pedagang kaki lima (PKL), agar tidak mengganggu estetika dan kenyamanan pengunjung Alun-alun Merdeka. Penataan ini diharapkan bisa menjaga keseimbangan antara aktivitas ekonomi dan fungsi ruang publik.

Raymond menambahkan, Pemkot Malang menyiapkan strategi pengawasan jangka panjang, agar fasilitas Alun-alun Merdeka tetap terawat.  Pihaknya akan melakukan monitoring rutin, serta mengajak masyarakat ikut menjaga keberlangsungan fasilitas umum.

“Partisipasi warga sangat penting. Alun-alun ini milik bersama, jadi mari kita jaga bersama,” tutur Raymond.

Baca juga: Dishub Rombak Trayek Angkot Kota Malang Terintegrasi Trans Jatim

Tak Ubah Nilai Historis

Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso menegaskan, revitalisasi tidak akan menghilangkan nilai historis kawasan Alun-Alun Merdeka. Sejumlah pohon tua yang memiliki nilai sejarah akan tetap dilestarikan, begitu pula dengan empat spot ikonik di setiap sudut alun-alun.

“Revitalisasi ini tidak mengubah identitas asli alun-alun. Kami pastikan elemen-elemen historis tetap terjaga,” kata Erik.

Erik mengatakan, revitalisasi bukan hanya tentang memperindah, tapi juga memperkuat jati diri Kota Malang. Ia berharap, semua pihak turut memelihara bersama Alun-alun Merdeka, sehingga fasilitas dan nilai historisnya selalu terjaga.

“Revitalisasi mengusung konsep baru yang lebih modern, ramah anak dan tetap mempertahankan nilai sejarah. Alun-Alun Merdeka diharapkan dapat menjadi ruang publik yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga fungsional bagi seluruh warga Kota Malang,” pungkasnya. (bas/rhd)

Pos terkait