Malang, SERU.co.id – Maraknya aksi demo di berbagai daerah belakangan ini berdampak terhadap sektor perhotelan, termasuk di Kota Malang. PHRI Kota Malang mencatat, okupansi hotel anjlok, namun pihaknya meminta pengelola tetap bertahan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki mengungkapkan, sektor perhotelan terdampak maraknya aksi demo. Meski demikian, tidak ada imbauan dari pihaknya kepada pelaku usaha untuk menutup sementara operasional hotel, restoran, maupun pertokoan.
“Kami justru mengimbau, agar hotel dan resto tetap beroperasi. Kalau ada penutupan, itu justru akan mematikan usaha kita sendiri,” seru Agoes, saat dikonfirmasi awak media.
Meskipun begitu, PHRI tetap meminta para pelaku usaha untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat situasi yang dinilai tidak sepenuhnya kondusif. Menurut Agoes, sejumlah pengelola restoran memang memilih menutup usaha mereka saat aksi demonstrasi beberapa waktu lalu, karena merasa khawatir.
“Dari informasi teman-teman hotel dan resto, saat demo kemarin suasananya sepi dan mencekam. Banyak petugas keamanan berjaga di beberapa titik,” ujarnya.
Meskipun tidak terjadi aksi anarkis seperti daerah lain, situasi ini membuat beberapa pengusaha memutuskan untuk tutup sementara. Akan tetapi, PHRI Kota Malang tetap menyarankan untuk tetap buka, karena sasaran demo bukan ke pelaku usaha.
Agoes menjelaskan, kondisi ini berdampak signifikan terhadap okupansi hotel dan omzet pelaku usaha. Beberapa hotel di pusat kota yang biasanya penuh, ada yang hanya terisi sekitar 10 persen.
Baca juga: Tunjangan Berkurang, Anggota DPRD Kota Malang Diimbau Tidak Flexing Kekayaan
“Penurunan omzet mencapai 10 persen, bahkan bisa dibilang hancur. Dibandingkan hari-hari biasa tentu sangat berkurang drastis, biasanya sampai 40-70 bahkan 80 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembatalan kegiatan oleh instansi pemerintah berpengaruh terhadap sektor perhotelan. Ditambah lagi adanya wisatawan yang menunda kunjungan turut memperparah situasi.
“Banyak tamu dari pemerintahan yang membatalkan meeting. Wisatawan juga menunda kunjungannya, karena pertimbangan situasi. Industri pariwisata seperti hotel dan resto sangat bergantung pada suasana yang kondusif,” tuturnya.
PHRI Kota Malang mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, untuk bersama-sama menjaga kondusivitas Kota Malang. Dengan demikian, perputaran ekonomi tetap terjaga dengan baik dan semua pihak merasa aman dan nyaman.
“Semoga situasi ini segera teratasi. Kami mengajak semua pihak untuk menjaga Kota Malang, agar tetap aman dan nyaman,” pungkasnya. (bas/rhd)