Viral Kasus Balita Sukabumi, Dinkes Kota Malang Waspada Cacingan

Viral Kasus Balita Sukabumi, Dinkes Kota Malang Waspada Cacingan
Dinkes Kota Malang mewaspadai kasus cacingan pada anak. (bas)

Malang, SERU.co.id – Jagat maya tengah viral kabar meninggalnya seorang balita di Kabupaten Sukabumi akibat cacingan akut. Viral kasus balita Sukabumi ini menjadi alarm, sehingga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang tetap waspada kasus cacingan.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengungkapkan, Kota Malang masih tercatat nihil kasus cacingan. Namun upaya pencegahan tetap dilakukan secara intensif sebagai bentuk pencegahan dini.

Bacaan Lainnya

“Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM). Obat ini diberikan sebanyak dua kali dalam setahun,” seru Husnul, saat dikonfirmasi, Senin (15/8/2025).

POPM tahap pertama sudah dilaksanakan pada bulan Mei 2025 dengan cakupan 100 persen. Sasaran utamanya adalah anak usia sekolah, mulai jenjang PAUD, TK dan SD.

“Tahap kedua akan dilaksanakan pada September mendatang. Obat yang diberikan berbentuk tablet dan diminum langsung oleh anak-anak,” jelasnya.

Husnul mengatakan, petugas kesehatan akan mengawasi anak-anak yang menerima dan meminum obat cacingan. Dinkes Kota Malang juga menargetkan cakupan 100 persen pada POPM tahap kedua mendatang.

“Kami melibatkan kader untuk memantau anak-anak prasekolah hingga SD, guna mendeteksi sejak dini jika ada tanda-tanda cacingan. Upaya lainnya adalah edukasi lintas sektor, termasuk melalui kegiatan posyandu,” ungkapnya.

Edukasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengenalan gejala cacingan. Selain itu, masyarakat diharapkan mengerti langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan untuk melindungi anak-anaknya.

“Gejala awal cacingan biasanya ditandai dengan berat badan yang tidak bertambah, penurunan nafsu makan dan anak tampak lesu. Pada kasus yang lebih parah, cacing bahkan bisa keluar dari hidung atau mulut,” terangnya.

baca juga: Cacingan Hambat Kesehatan dan Prestasi Anak, Begini Solusinya

Berkaca dari kasus balita di Sukabumi, para orang tua diimbau untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan obat pencegahan. Baik melalui posyandu anak prasekolah maupun pihak sekolah untuk anak usia sekolah.

“Selain itu, penting juga menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjaga kebersihan lingkungan. Penularan bisa terjadi karena tangan yang tidak bersih atau makanan yang tidak higienis,” pungkasnya.

 

 

(bas/rhd)

Pos terkait