Surabaya, SERU.co.id – Jumat (15/8/2025) pagi di Sungai Jagir Surabaya, terasa berbeda. Air beriak tak hanya oleh arus, tapi juga oleh ribuan ikan Grass Carp yang baru saja dilepas. Sebanyak 10 ribu ekor ikan pemakan gulma air ini menjadi senjata alami untuk memerangi eceng gondok yang kerap menutup aliran sungai.
Aksi tebar ikan ini digelar Tunas Hijau bersama Perum Jasa Tirta I dan PT SIER, bertepatan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2025. Tak hanya itu, bantaran sungai pun dibersihkan dari tumpukan sampah yang mengotori pemandangan dan mengancam ekosistem.
“Ikan ini akan menjadi ‘pasukan hijau’ alami untuk mengendalikan gulma,” ujar Andriana dari Divisi TJSL Perum Jasa Tirta I.
Grass Carp memang dikenal sebagai pemangsa rakus eceng gondok, membantu menjaga kelancaran aliran dan kualitas air.
Sekitar 200 relawan terjun langsung, terdiri dari guru, orang tua siswa, kader lingkungan, warga sekitar, dan karyawan kedua perusahaan tersebut. Sejak matahari belum tinggi, mereka sudah bahu-membahu memungut plastik, kemasan makanan, hingga limbah rumah tangga yang mengendap di tepian.
Dukungan armada air pun tak kalah penting. Dua tim perahu karet BPBD Surabaya, satu tim Satgas DLH, tiga perahu nelayan, serta truk sampah dikerahkan untuk menjangkau sampah dan gulma di titik-titik sulit.
Sehari sebelumnya, Tunas Hijau dan mitra menggelar edukasi tentang sungai, air, dan sampah di SMPN 30 Surabaya. Peserta dari sekolah sekitar Sungai Jagir serta SMA/SMK negeri se-Surabaya mendapatkan materi tentang menjaga ekosistem dan cara mengolah sampah organik dengan komposter aerob.
Milly Lakamidara dari PT SIER menegaskan, aksi ini bukan sekadar simbol. “Kami ingin masyarakat terlibat dari belajar hingga aksi nyata,” ujarnya.
Selain memungut sampah, relawan juga mengampanyekan pengurangan plastik sekali pakai. Semua peserta menikmati sarapan bersama yang dibungkus daun pisang—langkah kecil tapi berarti untuk lingkungan dan budaya lokal.
Presiden Tunas Hijau, Mochamad Zamroni, berharap kegiatan ini menjadi gerakan rutin. “Kalau konsisten, pembersihan sungai bisa alami dan biaya penanganan gulma bisa ditekan,” katanya.
Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto, melihat potensi ikan Grass Carp untuk dilepaskan di bendungan berarus tenang.
“Kalau efektif, bisa dibudidayakan. Sungai bersih, gulma berkurang, dan masyarakat dapat manfaat dari hasil ikannya,” ungkapnya.
Dengan ribuan ikan yang siap bekerja dan semangat ratusan relawan, Sungai Jagir diharapkan bersih, bebas gulma, dan kembali menjadi sumber kehidupan yang sehat bagi warga Surabaya. (sut/ono)