Malang, SERU.co.id – Sektor UMKM dan properti mendominasi capaian realisasi investasi di Kota Malang. Pada tahun 2025 ini, pemerintah menargetkan penanaman modal naik 100 persen.
Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengungkapkan, target realisasi investasi sebesar Rp3,05 triliun pada tahun 2025. Terjadi peningkatan dibandingkan target tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp1,4 triliun.
“Realisasi investasi tahun 2024 mencapai Rp2,8 triliun. Maka target tahun ini meningkat jadi Rp3 triliun, target yang dibebankan Pemprov Jatim,” seru Arif, Selasa (12/8/2025).
Hingga semester pertama 2025, realisasi investasi telah mencapai Rp1,53 triliun. Dari angka tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp1,49 triliun.
“Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat Rp38,5 miliar. Selain itu, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terserap mencapai 5.459 orang,” ungkapnya.
Menurut Arif, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi penyumbang investasi terbesar. Hal ini lumrah, mengingat perekonomian di Kota Malang sebagian besar ditopang sektor tersebut, disusul sektor properti yang menempati urutan kedua terbesar.
“UMKM, khususnya sektor makanan dan minuman, sangat dominan. Didukung juga oleh sektor jasa, seperti perhotelan dan konstruksi,” ujarnya.
Disnaker-PMPTSP aktif turun ke lapangan melakukan pendampingan dan pembinaan untuk mendukung pencapaian target. Salah satu fokus pembinaan adalah pada institusi pendidikan, terutama perguruan tinggi swasta.
“Mereka diwajibkan melaporkan kegiatan penanaman modal yang dilakukan. Tapi kemarin ada beberapa yang belum tertib, sehingga kami harap penanaman modal dari kampus segera dilaporkan,” tuturnya.
Baca juga: DPRD Kota Malang Segera Panggil Disnaker-PMPTSP dan Owner Amul Massage Syariah
Menurutnya, dari jumlah total 60 (institusi), hampir separuhnya belum melaporkan kegiatan investasinya. Padahal, beberapa di antaranya memiliki investasi cukup besar.
Kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman dari pelaku usaha terkait tata cara pelaporan investasi. Masih ada institusi yang belum terbiasa dengan penyusunan laporan tersebut.
“Banyak yang belum terbiasa melaporkan, mereka belum tahu bahwa laporan harus mencakup banyak aspek. Seperti perkembangan modal, jumlah tenaga kerja, hingga permasalahan yang dihadapi,” terangnya.
Pemkot Malang berharap, data yang lebih tertib dan akurat dari pelaku usaha akan membantu merumuskan solusi investasi yang lebih tepat sasaran. Arif optimis, capaian realisasi pada akhir semester II nanti bisa memenuhi target. (bas/rhd)