Gaungkan Semangat Olahraga Jatim, Muhammad Nabil Raih Penghargaan

Gaungkan Semangat Olahraga Jatim, Muhammad Nabil Raih Penghargaan
Ketua Umum KONI Jatim M Nabil saat menerima penghargaan sebagai tokoh olahraga Jawa Timur. (foto:ist)

Surabaya, SERU.co.id –  Semangat membangun olahraga Jawa Timur agar mampu berprestasi di tingkat dunia terus digaungkan oleh Ketua Umum KONI Jawa Timur, Muhammad Nabil. Sejak resmi dilantik memimpin organisasi olahraga tertinggi di provinsi ini, Nabil menegaskan tekadnya: mencetak atlet-atlet Jatim yang tak hanya unggul di level nasional, tetapi juga mampu mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional.

Namun, bagi Nabil, prestasi bukan satu-satunya tujuan utama. Ia memiliki visi jangka panjang yang lebih luas dan menyentuh sisi kemanusiaan para atlet: kesejahteraan atlet, bahkan setelah mereka pensiun dari dunia olahraga.

Bacaan Lainnya

“Sudah saatnya kita tidak hanya menargetkan emas, tetapi juga memastikan kehidupan atlet tetap terjamin ketika mereka pensiun. Mereka adalah aset bangsa,” ujar Nabil dalam berbagai kesempatan.

Atas dedikasi dan gagasannya yang menyeluruh terhadap pembangunan olahraga, Muhammad Nabil dianugerahi penghargaan Tokoh Olahraga Jawa Timur dalam ajang Radar Surabaya Award 2025.

Atletpreneur: Mimpi Besar untuk Masa Depan Atlet

Perhatian Nabil tidak hanya tertuju pada pencapaian prestasi di lapangan, melainkan juga pada masa depan para atlet setelah karier mereka berakhir. Ia menekankan pentingnya mencetak atletpreneur—yakni atlet yang dibekali dengan keahlian dan keterampilan untuk mandiri secara ekonomi.

“Atlet jangan hanya jago saat muda, lalu di masa tua hidupnya terabaikan. Kita harus siapkan sejak dini agar mereka punya bekal hidup. Bisa jadi pelatih, pengusaha, manajer, atau akademisi. Intinya, tidak ada atlet pensiun yang miskin,” tegasnya.

Gagasan ini berangkat dari pengalaman nyata seorang atlet pencak silat asal Jatim yang pernah menyumbangkan banyak medali, namun mengalami kesulitan finansial saat pensiun dan menderita gagal ginjal serta komplikasi jantung—tanpa adanya jaminan atau dukungan ekonomi yang memadai.

Belajar dari kisah tersebut, Nabil menyusun konsep pembinaan berkelanjutan. Tidak hanya fokus pada teknik dan fisik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan hidup (life skills) dan edukasi ekonomi.

Program ini mulai dijalankan KONI Jatim melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, pelaku industri, dan pelaku UMKM. Atlet-atlet senior yang memasuki masa transisi dipersiapkan mengikuti pelatihan seperti:

Manajemen olahraga

Pelatihan bisnis kecil dan menengah

Literasi keuangan

Kursus kepelatihan dan lisensi resmi

Edukasi digital branding

“Saya ingin atlet tidak hanya jago di lintasan, tetapi juga bisa membuka usaha gym, menjadi pelatih pribadi, bahkan membuat produk nutrisi sendiri. Itu yang saya sebut atletpreneur,” jelas mantan Komisioner KPU Jatim ini.

Menurutnya, mental juara harus diubah menjadi mental pengusaha, karena para atlet sudah terbiasa dengan disiplin tinggi, kerja keras, dan memiliki jaringan yang luas. Yang dibutuhkan tinggal pendampingan dan akses fasilitas yang memadai.

Sinergi dan Sport Science Jadi Kunci

Nabil menyadari bahwa membangun sistem seperti ini tidak bisa dijalankan sendirian. Ia menekankan perlunya sinergi lintas sektor—mulai dari pemerintah, swasta, komunitas, hingga kalangan akademisi.

Sebagai bagian dari pendekatannya yang berbasis ilmu, ia juga mendorong penerapan sport science atau ilmu keolahragaan sebagai pilar utama dalam pembinaan atlet.

Penggunaan data, analisis performa, nutrisi, hingga pendekatan psikologi olahraga mulai diterapkan dalam sistem pembinaan KONI Jatim. Langkah ini menjadi strategi penting untuk mengoptimalkan potensi setiap atlet.

Porprov Naik Kelas: Panggung Prestasi dan Penggerak Ekonomi Daerah

Tak hanya fokus pada atlet elite, Muhammad Nabil juga memberikan perhatian serius pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur. Di bawah kepemimpinannya, Porprov mengalami transformasi menjadi lebih dari sekadar ajang kompetisi.

“Porprov harus naik kelas. Ini bukan sekadar pertandingan, tetapi juga momentum meningkatkan ekonomi masyarakat, pariwisata, dan infrastruktur daerah,” ujarnya.

Porprov kini diarahkan sebagai bagian dari pembangunan ekosistem olahraga yang berkelanjutan, sekaligus menjadi pemicu geliat ekonomi lokal dan kebanggaan daerah. (fin/ono)

Pos terkait