Jakarta, SERU.co.id – Marsma TNI Fajar Adriyanto, salah satu perwira tinggi sekaligus penerbang pesawat tempur F-16 terbaik bangsa gugur. Pesawat latih yang dikemudikannya jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) pagi. Jenazah Marsma Fajar akan dimakamkan di kampung halamannya di Probolinggo Jawa Timur.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU), Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan, almarhum gugur saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Bagian dari program pembinaan dan pemeliharaan kemampuan penerbang.
“Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB. Sekitar 11 menit kemudian, pesawat hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” seru Suadnyana, Minggu (3/8/2025).
Marsma Fajar mengemudikan pesawat latih jenis Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Ia didampingi oleh Roni sebagai co-pilot. Pesawat dipastikan dalam kondisi layak terbang dan telah mengantongi Surat Izin Terbang (SIT) dengan nomor SIT/1484/VIII/2025.
“Pesawat tersebut merupakan sortie kedua pada hari itu. Semua prosedur teknis telah dipenuhi,” jelas Suadnyana.
Meski sempat dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr M Hassan Toto, nyawa Marsma Fajar tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah tiba di rumah sakit.
Jenazah Marsma Fajar dijadwalkan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Malang, Senin (4/8/2025) pukul 06.30 WIB menggunakan pesawat Hercules. Selanjutnya, akan dilanjutkan perjalanan darat menuju kampung halamannya di Probolinggo untuk dimakamkan di pemakaman keluarga.
“Perjalanan ke Malang akan ditempuh selama 1 jam 45 menit. Kami harap proses pemakaman selesai sebelum dzuhur,” ujarnya.
Suadnyana juga mengungkapkan momen terakhirnya berkomunikasi dengan almarhum pada Jumat (1/8/2025).
“Kami teleponan selama 40 menit membahas inovasi kehumasan TNI AU. Beliau penuh semangat dan banyak memberikan masukan,” kenangnya haru.
baca juga: Pesawat Tempur TNI AU yang Jatuh di Pasuruan dalam Kondisi Baik Sebelum Terbang
Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992. Sejak awal kariernya, ia telah menjadi penerbang F-16 Fighting Falcon dengan call sign ‘Red Wolf’ di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Perjalanan kariernya mencakup posisi penting seperti Pabandyaops Sops Kohanudnas, Komandan Lanud Manuhua (2017). Hingga menjabat sebagai Kadispen AU pada periode 2019–2020. Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi, tenang, dan sangat mencintai dunia kedirgantaraan. (aan/mzm)