Jakarta, SERU.co.id – Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 8,7 mengguncang pesisir timur Semenanjung Kamchatka, Rusia. Guncangan besar ini langsung memicu peringatan dini tsunami di sejumlah negara kawasan Samudra Pasifik, termasuk Indonesia. BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk 10 wilayah berpotensi tsunami.
Menteri Situasi Darurat Regional Kamchatka, Sergei Lebedev melaporkan, tsunami setinggi 3–4 meter telah menghantam beberapa bagian wilayah pesisir Kamchatka. Warga diminta untuk segera menjauh dari pantai dan mencari tempat aman.
Dengan kekuatan sebesar itu, gempa Kamchatka 2025 langsung tercatat sebagai salah satu dari 10 gempa bumi terbesar dalam sejarah dunia. Hingga pukul 08.30 WIB, tercatat 7 kali gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M6,9 dan terkecil M5,4.
BMKG melalui Direktur Gempabumi dan Tsunami, Dr Daryono MSi menyatakan, gempa ini berpotensi memicu tsunami di Indonesia. BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk 10 wilayah yang berisiko terdampak gelombang tsunami, yakni:
1. Talaud – ETA 14:52:24 WITA
2. Kota Gorontalo – ETA 16:39:54 WITA
3. Halmahera Utara – ETA 16:04:24 WIT
4. Manokwari – ETA 16:08:54 WIT
5. Raja Ampat – ETA 16:18:54 WIT
6. Biak Numfor – ETA 16:21:54 WIT
7. Supiori – ETA 16:21:54 WIT
8. Sorong bagian Utara – ETA 16:24:54 WIT
9. Jayapura – ETA 16:30:24 WIT
10. Sarmi – ETA 16:30:24 WIT
“Masyarakat di wilayah tersebut diminta tetap tenang, namun waspada. Masyarakat diharapkan menjauhi kawasan pesisir hingga kondisi benar-benar dinyatakan aman,” seru Daryono, dikutip dari situs resmi BMKG, Rabu (30/7/2025).
Baca juga: Kebakaran Besar Landa Pasar Taman Puring 500 Toko Hangus Terbakar
Semenanjung Kamchatka terletak di ujung timur Rusia dan merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Wilayah paling rawan gempa dan letusan gunung berapi di dunia. Kamchatka dikelilingi oleh Laut Okhotsk di barat dan Samudra Pasifik di timur, menjadikannya salah satu zona seismik paling aktif di planet ini.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk hanya mempercayai informasi dari kanal resmi. Baik itu website, telegram, aplikasi mobil dan media sosial resmi BMKG,” pungkasnya. (aan/mzm)
