Dishub Kota Malang Rancang Pemberdayaan Angkot Pendukung Operasional Trans Jatim

Dishub Kota Malang Rancang Pemberdayaan Angkot Pendukung Operasional Trans Jatim
Kepala Dishub Kota Malang menjelaskan konsep angkutan feeder pendukung operasional Trans Jatim. (bas)

Malang, SERU.co.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang merancang konsep feeder (pendukung layanan) sebagai pendukung operasional Trans Jatim di wilayah Malang Raya. Keberadaan angkot yang kian redup akan dimanfaatkan sebagai angkutan feeder yang akan menyalurkan penumpang ke trayek utama.

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengungkapkan, sebanyak 15 bus akan disiapkan untuk melayani rute Trans Jatim koridor Malang Raya. Hal tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Dishub Provinsi Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

“Dibutuhkan konsep angkutan feeder yang bukan sekadar pendukung. Tapi juga mempertimbangkan nasib para sopir angkot yang selama ini menjadi bagian dari transportasi lokal,” seru Jaya, sapaan akrabnya.

Dishub Kota Malang telah merancang kajian konsep feeder untuk mendukung operasional Trans Jatim. Meski demikian, konsep tersebut perlu dikaji lebih dalam dan dibahas lagi dengan paguyuban supir angkot.

“Dari 15 trayek angkot yang ada di Kota Malang, tidak semuanya hidup. Kami ingin yang seperti ini bisa dialihkan untuk mendukung sistem feeder,” ungkapnya.

Jaya menjelaskan, banyak angkot di Kota Malang sepi penumpang bahkan ada yang rusak. Maka dari itu, diperlukan kajian terhadap trayek yang ada untuk menyiapkan trayek angkutan feeder.

“Saat ini, Dishub Kota Malang telah menyusun kajian titik lokasi pemberhentian dan pemberangkatan feeder. Ada dua konsep jalur utama yang sekarang dikaji untuk operasional Trans Jatim di Malang Raya,” paparnya.

Konsep pertama yang dirancang melewati jalur tengah kota mulai dari Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Blimbing, lalu melintasi pusat Kota Malang. Sedangkan konsep kedua melewati jalur pinggir kota, mulai arah Karanglo, ke Jalan Raden Intan, Jalan Tumenggung Suryo, Jalan Sulfat, hingga Jalan Kyai Ageng Gribig.

“Lalu masuk ke Terminal Hamid Rusdi. Kemudian selanjutnya ke wilayah Kabupaten Malang,” imbuhnya.

Terkait rencana pengoperasian bus Trans Jatim, awalnya Dishub Kota Malang menyusun konsep bus besar. Akan tetapi, Kota Malang menghadapi kendala terkait kapasitas jalan yang ada.

“Tidak mungkin mampu menampung bus dengan dimensi yang besar. Kami usulkan nanti menggunakan mikro bus,” jelasnya.

Diakui Jaya, penyusunan konsep pemberdayaan angkot sebagai angkutan feeder mendapatkan respons dari masyarakat. Terutama supir angkot berharap, realisasi dari konsep tersebut dapat meningkatkan kualitas layanan.

“Para supir berharap, perubahan ini bisa membawa perbaikan layanan. Ini kesempatan, agar mereka bisa bersaing, tidak tertinggal dan kami tetap harus memikirkan keberlangsungan mereka,” tandasnya. (bas/rhd)

disclaimer

Pos terkait