Batu Bata Besar Diduga Struktur Candi Ditemukan di Dusun Bendungan Landungsari Dau

Batu Bata Besar Diduga Struktur Candi Ditemukan di Dusun Bendungan Landungsari Dau
Proses pengukuran pada temuan yang diduga sebagai struktur salah satu bagian candi. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Saat membersihkan tempat yang sering digunakan warga untuk kegiatan kebudayaan warga di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Kepala Dusun (Kasun) Bendungan dan beberapa warga lainnya menemukan tumpukan batu bata yang diduga struktur candi.

Kasun Bendungan, Rudi Harianto (40) menjelaskan, saat itu dirinya sempat menancapkan batang bambu di atas tanah yang sekarang telah menjadi lahan galian itu.

Bacaan Lainnya

“Gak sengaja, waktu ada acara macapatan di sini itu sempet tak tancapkan bambu awal saya gali mau bikin tenda, kok ada batu bata utuh. Jumat saya bersih-bersih di sini, rumput dicabuti besoknya lanjut temen satu lagi datang tak suruh bongkar tenda. Lah bambunya dicabut saya kehilangan jejak, akhirnya tak cangkuli, tak sisir lho kok panjang jadi sekalian tak gali,” seru Rudi, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Senin (9/6/2025).

Temuan batu batu tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan batu bata modern dengan ukuran kecil. (Seru.co.id/wul)
Temuan batu batu tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan batu bata modern dengan ukuran kecil. (Seru.co.id/wul)

Rudi membeberkan, temuan ini tidak terjadi hanya sekali ini saja. Dimana pada tahun 2023 lalu, ia juga sempat menemukan batu bata dari tanah liat dengan ukuran yang tidak biasa. Batu batu tersebut, memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan batu bata modern dengan ukuran kecil.

“Struktur batu utuh, kalau yang kemarin kan di permukaan rucah (pecah) saya nemu utuh ada dua. Awalnya temen-teman bilang gak mungkin, ternyata setelah ritual saya ditunjukkan batu bata merah utuh itu. Dari dinas saya undang ke sini,” bebernya.

Ia menuturkan, pada saat itu hanya temuan batu bata itu saja namun selanjutnya tidak dilakukan penggalian pada lokasi penemuan itu.

“Tapi dulu gak sempet digali, saya menunggu ini tindak lanjutnya seperti apa sampai hari ini ya gak ada apa-apa. Dua kali penemuan bata merah sama struktur pondasi yang paling bawah saya yang menemukan,” ungkapnya.

Rudi menjelaskan, penemuan selanjutnya juga terjadi di area yang sama namun di luar lahan ritual tersebut. Dimana pada tahun 2024, ditemukan dua batu yang diduga sebagai pondasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto juga mengaku, jika penemuan tersebut bukanlah kali pertama di lokasi tersebut.

“Itu penemuan itu bukan baru, ini sudah sejak 2023 itu sudah pak Kasun nya sudah melaporkan ke kami. Dan kami sudah melaporkan ke pak bupati, kemudian kita sudah melaporkan ke BPK 11 yang di Trowulan Mojokerto. Dan pihak Trowulan itu sepertinya sudah dua kali ke situ,” jelas Purwoto, saat dikonfirmasi.

Dirinya menuturkan, kemungkinan masih belum dilakukan penelitian lebih lanjut oleh BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan) Candi. Sehingga pihaknya masih belum bisa melakukan langkah lanjutan yang lebih jauh.

“Untuk dilakukan penelitian dan sebagainya kayaknya belum. Jadi kita utamanya pada proses menunggu dari tindakan yang dilakukan oleh tim BPK 11,” tuturnya.

“Itu karena kita gak bisa gali-gali sendiri, kemudian menentukan sendiri kami tidak bisa karena tidak punya tenaga ahli untuk itu,” imbuh Purwoto. (wul/mzm)

disclaimer

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *