Sidoarjo, SERU.co.id – Suasana penuh semangat dan keceriaan mewarnai kunjungan murid PAUD KBTK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 1 Buduran ke Posko Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Unit Buduran pada Selasa (20/05/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Jalan Lingkar Timur Buduran ini menjadi pengalaman seru bagi anak-anak. Mereka tampak antusias menyerbu petugas dengan beragam pertanyaan kritis usai mendapatkan penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan Alat Pelindung Diri (APD).
Acara dimulai dengan sesi perkenalan dari para petugas damkar dan penjelasan mengenai tugas-tugas mereka dalam menangani kebakaran. Selanjutnya, Muhammad Ari, salah satu personel tim, memperkenalkan berbagai jenis APD yang digunakan saat bertugas memadamkan api.
“Siapa yang tahu ini namanya apa?” tanya Ari sambil menunjukkan sebuah helm. Pertanyaan ini langsung disambut riuh oleh anak-anak yang serempak menjawab. “Betul, ini adalah helm. Helm ini berfungsi melindungi kepala dari benda jatuh seperti genteng, kayu terbakar, atau reruntuhan bangunan. Helm ini juga tidak mudah pecah,” jelasnya.
Ia kemudian memperlihatkan jaket keselamatan berwarna krem yang dirancang khusus untuk melindungi tubuh dari panas api. “Ini adalah jaket tahan panas, bukan tahan api ya. Jaket ini membantu melindungi tubuh dari suhu tinggi saat kami berada di lokasi kebakaran,” terangnya.
Ari juga menunjukkan sepatu keselamatan (safety shoes) yang memiliki lapisan besi di bagian depan.
“Sepatu ini berbeda dari sepatu biasa. Di bagian depan terdapat lapisan besi untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat. Beratnya juga lumayan,” ungkapnya sambil tersenyum.
Perkenalan dilanjutkan dengan menunjukkan nozzle, alat yang digunakan untuk menyemprotkan air ke titik api.
“Nozzle ini disambungkan ke selang dan ujung selangnya dihubungkan ke mobil yang membawa air,” jelas Ari.
Saat memperlihatkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Ari tampak terkejut karena anak-anak mampu menyebutkan nama alat tersebut dengan benar.
“Wah, hebat! Sudah tahu ya? Ada yang punya di rumah atau di sekolah?” tanyanya.
Ia menjelaskan bahwa APAR digunakan untuk memadamkan api berskala kecil dan biasanya tersedia di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.
Setelah semua APD diperkenalkan, sesi tanya jawab dibuka dan disambut dengan antusiasme luar biasa dari anak-anak ABA 1 Buduran.
Pertanyaan pertama datang dari Nao (TK A) yang bertanya, “Kenapa di seragam pemadam banyak sakunya?” Pertanyaan itu disambut gelak tawa seluruh peserta.
Ari pun menjelaskan bahwa banyaknya saku berguna untuk menyimpan alat-alat penting seperti senter, palu, kapak, hingga air minum saat harus menempuh jarak jauh.
Raffasya (TK B) kemudian mengajukan dua pertanyaan: mengapa mobil pemadam kebakaran besar dan mengapa salah satu mobil terlihat rusak.
“Mobil ini besar karena membawa air dalam jumlah banyak, bisa sampai 5.000 liter,” jelas Ari. “Mobil yang rusak itu sudah tua dan tidak digunakan lagi,” tambahnya.
Pertanyaan kritis juga diajukan oleh Bayezid (TK A) yang penasaran mengapa mobil pemadam di Indonesia tidak memiliki tangga otomatis seperti di luar negeri dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memakai baju damkar.
Ari menjawab, “Tangga sudah ada, tapi masih manual. Kalau tangga otomatis memang belum tersedia di sini. Untuk memakai baju, kami harus cepat—maksimal dua menit—karena kondisi darurat butuh respon cepat.”
Dua siswi TK B, Aisyah dan Azrin, ikut menyumbang pertanyaan menarik. Aisyah bertanya apakah memanggil damkar dikenai biaya, sedangkan Azrin menanyakan kenapa tidak ada petugas perempuan.
“Memanggil damkar itu gratis karena kami merupakan layanan publik,” tegas Ari. Untuk pertanyaan Azrin, ia menjelaskan, “Petugas perempuan disebut Srikandi. Di Surabaya sudah ada Srikandi, tapi di Sidoarjo belum. Biasanya mereka bertugas di kantor pusat. Siapa yang mau jadi Srikandi?” tanyanya, yang langsung disambut antusias dengan acungan tangan dari para siswi.
Acara ditutup dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta serta penyampaian informasi penting bahwa layanan darurat damkar bisa dihubungi melalui nomor telepon 112. (ramadhani qonitah mursyida)