• IBU Malang mBlakrak bareng wartawan dan mahasiswa asing bermalam
Malang, SERU.co.id – Jajaran puluhan pantai di Kabupaten Malang menjadi tempat wisata alam unggulan di Indonesia. Salah satunya Pantai Ngudel di Desa Sindurejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, menjadi jujugan wisatawan lokal, domestik hingga mancanegara.
Keunikan Pantai Ngudel memiliki ikonik batu besar di tengah cekungan bibir pantai. Bentuknya mirip pusar perut, atau udel dalam bahasa Jawa, jika dilihat dari atas. Meski terletak di kawasan Malang Selatan atau Samudera Hindia, pantai Ngudel ini terbilang sejuk. Selain anginnya cukup kencang, pengunjung juga terlindungi rerimbunan pohon cemara udang yang berada di atas lahan milik PT Perhutani.
Seperti pengalaman tiga mahasiswi asing, yaitu Aziza Akbari (Afganistan), Hagar Ali Marzuki Ibrahim (Mesir) dan Rayan Ibrahim Fadlelmola (Sudan). Ketiganya merupakan mahasiswi program Darmasiswa Kemendikbud 2019 di IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, yang sebentar lagi akan selesai pada September 2020.
“Pantai Ngudel ini indah. Anginnya sejuk, ada banyak pohon cemara. Bagus untuk swafoto. Meski tidak boleh berenang. Di Afghanistan tidak ada pantai. Jadi saya suka pantai di sini,” ungkap Azizah, yang mengaku pernah mengunjungi pantai dan tempat wisata lain di Kabupaten Malang, seperti Goa China, Pantai Tiga Warna, Banyu Anjlok, dan lainnya.
Senada, Hagar dan Rayan juga mengaku kesengsem Pantai Ngudel. Meski pertama kali datang, disambut angin kencang, hingga topi milik Hagar terbang tertiup angin dan hilang tersapu ombak.
“Saya suka pasirnya tebal seperti salju, bisa dibuat bermain pasir. Kalau di Pantai Alexandria Mesir, pasirnya tipis tidak bisa dibuat bermain. Jadi saya suka Pantai Ngudel ini,” tutur Hagar Ali, yang berjanji akan mengenalkan pantai tersebut ke rekan-rekannya di Mesir, saat bersama rombongan IBU mBakar (mBlakrak karo) Wartawan, Kamis (27/8/2020).
Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Dr H Nurcholis Sunuyeko, MSi, mengungkapkan, sudah menjadi kewajiban tuan rumah menjamu tamu. Apa yang dilakukan IBU dengan mengajak mahasiswi asingnya sebagai bentuk apresiasi dan atensi. Sehingga nantinya kesan baik yang mendalam tersebut akan disebarkan kepada rekan, saudara, masyarakat dan pemerintah di negara asalnya.
“Dengan mengenalkan ini kepada mereka, secara tak langsung mereka akan menjadi duta IBU dan Indonesia. Bagaimana sih IBU itu, bagaimana masyarakat Indonesia yang santun dan berbudi pekerti luhur, pariwisatanya, wartawan, dan lain sebagainya. Termasuk apa yang diajarkan IBU dalam Ke-BudiUtama-an yang mengandung 5 nilai perekat, yaitu Ke-Indonesiaan, Kemanfaatan, Kepedulian, Kepatuhan dan Kepatutan,” beber Nurcholis.
Sama halnya, acara IBU mBakar Wartawan, sebagai bentuk atensi dan apresiasi IBU kepada media yang selama ini turut mensupport pemberitaan positif. Sehingga IBU mampu menjadi PTS unggulan yang dikenal di Indonesia dan mancanegara.
“Dengan hubungan yang harmonis antara IBU dan wartawan ini, tentu harus kita pupuk terus. Dan Alhamdulillah, IBU menjadi jujugan lebih dari 1.000 mahasiswa baru tahun ini, sejak 2 bulan lalu. Meski di saat pandemi Covid,” seru Nurcholis.
Secara terpisah, Camat Gedangan, Yateko mengatakan, Pantai Ngudel terkenal karena keindahannya cukup eksotis, sehingga ramai dikunjungi wisatawan, baik itu wisatawan lokal maupun asing. Selain pantainya indah, juga terdapat hutan cemara dan terjaga kebersihan pantainya.
“Wisatawan merasa nyaman dan betah untuk berlama-lama menikmati keindahan pantainya. Demi keamanan pengunjung, pengelola melarang para wisatawan untuk mandi di laut, karena gelombang lautnya sangat tinggi. Sehingga akan membahayakan pengunjung jika mandi di laut, karena bisa terseret gelombang air laut,” tandasnya.
Mengingat masih masa pandemi Covid-19, lanjut Yateko, pengelola pantai tetap menerapkan protokol kesehatan. Selain membatasi jumlah pengunjung, pengelola juga mengawasi penggunaan masker pengunjung.
“Pengunjung yang tidak memakai masker, tidak diperbolekan masuk ke area wisata. Hal itu dilakukan agar bisa memutus mata rantai Covid-19,” pungkasnya. (rhd)