Malang, SERU.co.id – Tidak lama lagi, Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) akan menjadi tuan rumah Porprov IX Jatim 2025. KONI Kota Malang berkomitmen mengawal prestasi para atlet, salah satunya dengan fokus menghadapi tantangan regenerasi.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum KONI Kota Malang, Joko Purwosusanto. Ia mengungkapkan, KONI bertugas memberikan pembinaan bagi para atlet untuk mempersiapkan diri sebelum perlombaan.
“Tantangan teman-teman di cabor yang menghasilkan atlet-atlet berprestasi, harus bisa menyiapkan regenerasi. Kalau kita tidak menyiapkan regenerasi atlet-atlet baru, berpotensi menyebabkan penurunan prestasi pada masing-masing cabor,” seru Joko, saat ditemui di Kantor KONI Kota Malang, Rabu (21/5/2025).
Pentingnya regenerasi, karena atlet yang terbatas umur dan atlet yang masuk dalam Puslatda sudah tidak boleh mewakili Kota Malang. Para olahragawan yang sudah masuk Puslatda hanya difokuskan mewakili Jawa Timur untuk menghadapi kejuaraan nasional.
“Tantangan selanjutnya, KONI harus mengawal cabor dalam hal seleksi atlet. Jangan sampai seleksi yang dilakukan di setiap cabor tidak profesional,” tegasnya.
Joko menjelaskan, ada cabor yang terdiri dari klub-klub. Sedangkan Pengurus Cabang KONI juga bagian dari klub-klub olahraga.
“Harapan kami jangan sampai (terjadi praktik nepotisme). Jangan sampai karena kebutuhan atlet untuk Porprov IX Jatim, pengurusnya mengambil binaan dari klubnya sendiri,” ungkapnya.
KONI Kota Malang menilai, setiap memiliki potensi masing-masing. Sehingga pihaknya berkomitmen mengawal seleksi yang ketat, agar setiap klub bisa bersaing secara sportif.
“Kami, jajaran pengurus di KONI membentuk tim monev (monitor dan evaluasi). Monitor dan evaluasi dilakukan sepanjang perjalanan Puslatkot cabor-cabor,” bebernya.
Setiap pengurus KONI harus mengawal satu cabor, bahkan ada yang mengawal lebih dari satu cabor. Untuk mencegah praktik nepotisme, tim monev harus benar-benar turun dan memastikan atlet-atlet perwakilan Kota Malang yang terdata sudah melalui seleksi.
“Seleksinya macam-macam, ada yang dijaring melalui kejuaraan yang kami adakan. Dalam kejuaraan itu semua klub ikut, kami akan memantau semua atlet-atlet yang selama ini mengikuti kejuaraan-kejuaraan itu betul-betul berprestasi atau tidak,” tuturnya.
Joko memastikan, apabila atlet tersebut berprestasi tentu dapat dibuktikan dengan bukti sertifikat penghargaan. KONI Kota Malang juga dapat melihat latar belakangnya dalam dunia olahraga.
Meski demikian, Joko tidak memungkiri adanya potensi unggul diluar atlet-atlet binaan. Sebagai contoh, peraih juara 2 dalam ajang Malang Fun Run 5K bukanlah anggota klub olahraga manapun.
“Bisa jadi hal seperti ini (adanya atlet berpotensi diluar klub olahraga) juga ada di Kota Malang. Tugas kami mencari bibit-bibit unggul dari berbagai event keolahragaan,” kata Joko.
KONI akan mengamati setiap peserta, meski peraih juara-juara bukan dari klub akan tetap dipilih untuk diberikan pembinaan dan pendampingan. Tujuannya, agar kelak bisa mewakili Kota Malang dalam berbagai ajang perlombaan olahraga pada jenjang apapun.
Terkait kesiapan menghadapi Porprov IX Jatim, Joko memastikan, pembinaan berjalan lancar. Para atlet tengah mengikuti Puslatkot sejak 15 Februari 2025 sampai 14 Juni 2025 mendatang.
“KONI merealisasikan dana hibah dari Pemkot Malang untuk try out dan try in. Try out yaitu mengikutsertakan atlet dalam pertandingan luar Kota Malang, seperti hari ini kami melepas atlet catur Kejurprov di Tulungagung. Sedangkan try in dengan menggelar event olahraga dalam kota, seperti kejuaraan Karate di GOR Ken Arok,” pungkasnya. (ws13/rhd)