Batu, SERU.co.id – Kota Batu tengah dirundung duka mendalam atas kepergian Ki Iswandi, maestro seni yang dikenal luas sebagai tokoh sentral dalam pelestarian budaya tradisional Jawa Timur. Pendiri Padepokan Gunung Ukir ini wafat pada Selasa pagi (20/5/2025), meninggalkan jejak mendalam di hati para pelaku seni dan budaya, khususnya di Kota Batu.
Kabar kepergian Ki Iswandi mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang mengenalnya sebagai sosok seniman yang tak pernah lelah berkarya, bahkan di usia senjanya. Terakhir, wartawan SERU.co.id masih sempat bertemu beliau dalam acara Grebeg Ketupat Syawal 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Batu. Dalam kesempatan itu, Ki Iswandi memimpin doa ujub-ujub dalam bahasa Jawa sebagai perwakilan budayawan.
Bernama lengkap Ahmad Iswandi, dikenal sebagai pendiri Padepokan Gunung Ukir di Desa Torongrejo, lereng Gunung Wukir (Ukir), Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Padepokan ini telah berkembang menjadi pusat pelestarian dan pengembangan kesenian tradisional, khususnya bantengan, yang menjadi ciri khas budaya lokal.
Pada tahun 2023, Ki Iswandi menerima penghargaan Lifetime Achievement dalam Festival Film Kominfo Kota Batu, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya yang luar biasa dalam dunia seni dan budaya.
M. Ikhsan, pengurus Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), menyampaikan kesan mendalam terhadap almarhum:
“Ki Iswandi adalah maestro seniman, terutama dalam bidang kesenian tradisi. Banyak karya telah beliau ciptakan. Beliau bukan seniman yang kaku dalam idealisme, melainkan terbuka terhadap kolaborasi lintas seni. Saya sendiri pernah berkolaborasi bersama beliau dalam membentuk grup musik etnik yang memadukan gamelan Jawa dan musik band modern,” ujarnya.
Menurut Ikhsan, keberadaan Ki Iswandi selama ini telah banyak mewarnai dunia kesenian di Kota Batu, baik dalam acara pemerintah maupun yang digelar oleh komunitas atau event organizer.
“Beliau adalah inspirator bagi para seniman dan budayawan di Kota Batu. Eksistensinya luar biasa, hingga beliau kembali ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Swargi langgeng buat beliau, rahayu.”
Seniman muda dan pemandu wisata lokal, Ilham Adilia, yang akrab disapa Uyak, turut menyampaikan rasa kehilangan. Baginya, Ki Iswandi adalah sosok kharismatik yang menjadi panutan dalam dunia seni.
“Beliau sangat berjasa dalam perkembangan seni budaya di Kota Batu. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi komunitas seni seperti kami di Batu Total Independen (BTI). Swargi langgeng.”
Jurnalis SERU.co.id juga mengenang Ki Iswandi sebagai guru sekaligus narasumber yang telah dikenal selama hampir dua dekade. Ia bahkan pernah mendapat ilmu Master of Ceremony (MC) berbahasa Jawa langsung dari almarhum.
“Semoga amal jariyah beliau sebagai pengajar terus mengalir selama ilmunya masih bermanfaat bagi orang lain.”
Padepokan Gunung Ukir kini menjadi simbol penting pelestarian budaya tradisional di Jawa Timur. Melalui dedikasi dan kerja keras Ki Iswandi, padepokan ini telah mencetak banyak generasi muda pelaku seni, serta memperkenalkan budaya lokal hingga ke tingkat nasional dan internasional.
Kepergian Ki Iswandi memang meninggalkan kehampaan. Namun, warisan semangat dan dedikasinya akan terus hidup dalam setiap detak nadi seni budaya di Kota Batu dan sekitarnya.(dik/ono)