Umat Buddha Kota Malang Tebar Pesan Perdamaian Dibalik Kesederhanaan Hari Raya Waisak 2025

Umat Buddha Kota Malang Tebar Pesan Perdamaian Dibalik Kesederhanaan Hari Raya Waisak 2025
Umat Buddha di Vihara Vajra Bumi Kertanegara merayakan Hari Raya Waisak 2025. (foto: ws13)

Malang, SERU.co.id – Umat Buddha di Kota Malang menyambut Hari Raya Waisak 2025, salah satunya di Vihara Vajra Bumi Kertanegara. Di momen ini, pesan perdamaian menjadi poin penting yang ditebarkan bagi seluruh masyarakat Indonesia di tengah nuansa kesederhanaan.

Ketua Bidang Tata Ritual Vihara Vajra Bumi Kertanegara, David Sihombing mengungkapkan, Waisak memiliki tiga makna. Hal itu berdasarkan kehidupan Buddha Sakyamuni atau Sidharta Gautama.

Bacaan Lainnya

“Pertama, yaitu memperingati hari kelahiran Buddha Sakyamuni. Kemudian peringatan saat Buddha Sakyamuni mencapai pencerahan dan saat parinibbana atau meninggalkan dunia ini,” seru David, Senin (12/5/2025).

Ketua Bidang Ritual dan Puja Bakti Vihara Vajra Bumi Kertanegara, David Sihombing menyampaikan pesan Waisak. (foto: ws13)

David menjelaskan, tidak ada rangkaian acara meriah pada momen Waisak tahun ini. Akan tetapi, ada banyak pesan kehidupan yang dapat digali dari kehidupan Sang Buddha.

“Di tengah kesederhanaan, kita belajar untuk melepaskan kemelekatan duniawi. Dimana kita hidup di lingkungan yang multikultural, disitulah kita harus menjaga toleransi dan perdamaian,” ungkapnya.

Jalan hidup kesederhanaan dan membangun harmoni dengan semua makhluk, merupakan teladan hidup dari Sang Buddha. Saat berusaha mencapai pencerahan, Sidharta Gautama meninggalkan kemewahan Kerajaan Kapilavastu untuk melepaskan samsara dan dukkha.

“Hari ini kami melakukan Puja Bakti dan ada proses memandikan rupang. Prosesi ini memiliki arti membersihkan diri sendiri, membersihkan kotoran pikiran dan ucapan,” urai David.

Pria yang tinggal di Kecamatan Lawang itu mengatakan, tidak ada bhikkhu yang melayani secara khusus. Vihara yang beraliran tantrayana ini masih belum memiliki bhikkhu tetap.

“Selamat Hari Raya Waisak. Mari menebarkan toleransi, karena toleransi menjernihkan pikiran, hati dan menebarkan cinta kasih pada sesama,” ucapnya.

Sekretaris Vihara Vajra Bumi Kertanegara, Yohanes Ferciosa mencatat, ada sekitar tiga puluh umat yang hadir. Ada yang berasal dari Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.

“Umat yang hadir ada yang dari Kota Malang, Lawang dan Kota Batu. Paling jauh ada dari Dampit, mereka tetap semangat datang beribadah meski sudah sepuh,” bebernya.

Ia menuturkan, umat yang hadir tidak banyak, karena hanya dari kalangan Tantrayana. Salah satu peserta yang selalu hadir, perwakilan dari umat Vihara Tantrayana di Kecamatan Wagir.

Terpisah, Babinkamtibmas Kelurahan Pisangcandi, Eddy Suprapto mengatakan, pihaknya berupaya memastikan keamanan di Vihara Vajra Bumi Kertanegara. Ia berharap, situasi selalu kondusif dan aman.

“Saya selaku Babinkamtibmas Kelurahan Pisangcandi memantau kegiatan ibadah. Sehingga selama kegiatan ini umat bisa beribadah dengan nyaman,” tuturnya.

Eddy berpesan, agar umat Buddha semakin khidmat dalam memaknai Waisak. Bagi masyarakat secara umum, nilai perdamaian perlu dijaga sebagai pilar pemersatu bangsa.

“Semoga dengan memahami nilai-nilai perdamaian, kita semakin bisa mempererat kerukunan antar umat beragama. Apalagi di sini lingkungannya multikultural, ada berbagai macam penganut agama,” tandasnya. (ws13/ono)

 

Pos terkait