Jakarta, SERU.co.id – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) secara terbuka memohon maaf kepada masyarakat Indonesia. Menurutnya, dugaan kasus korupsi tata kelola di Pertamina telah melukai hati rakyat. Sebagai solusi awal, pihaknya membentuk Tim Crisis Center untuk mengevaluasi proses bisnis, bahkan membagikan kontak pribadinya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia. Khususnya atas keterlibatan sejumlah pejabat Pertamina dalam kasus korupsi impor BBM. Simon menyebutkan, peristiwa ini merupakan ujian besar bagi perusahaan energi terbesar di Indonesia tersebut.
“Saya, Simon Aloysius Mantiri, sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” seru Simon dalam konferensi pers di Youtube @Pertamina, Senin (3/3/2025).
Meski telah beroperasi selama 67 tahun, Simon mengakui, insiden tersebut melukai hati masyarakat. Ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki tata kelola perusahaan agar selaras dengan harapan rakyat Indonesia.
“Pertamina berdiri sejak 67 tahun lalu dengan tujuan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia. Kami akan bekerja keras untuk memperbaiki kinerja Pertamina dan terus membenahi diri,” ujarnya.
Simon juga menekankan, meskipun ada beberapa masalah yang terjadi, masih banyak pegawai Pertamina yang berkomitmen tinggi dan berdedikasi, dengan jiwa Merah Putih. Untuk menghadapi krisis ini, pihaknya telah membentuk Tim Crisis Center yang akan mengevaluasi seluruh proses bisnis perusahaan, terutama dari aspek operasional.
Sebagai tambahan langkah transparansi, Simon membuka saluran komunikasi langsung dengan masyarakat. Ia memberikan nomor telepon pribadinya, 0814-1708-1945, dapat digunakan untuk menerima SMS atau keluhan mengenai kualitas BBM atau ketidaksesuaian lain yang ditemukan masyarakat di lapangan.
“Selain call center di 135, nomor ini dapat digunakan untuk menyampaikan keluhan atau temuan kejanggalan langsung kepada saya,” jelas Simon.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah memberikan kritik dan masukan yang konstruktif.
“Pertamina akan terus berupaya menjaga ketahanan energi nasional. Saat ini, sekitar 42% persen kebutuhan minyak mentah dan 42 persen produk BBM masih harus diimpor karena produksi domestik belum mencukupi,” ungkapnya.
Dengan langkah-langkah perbaikan yang sedang dijalankan, Simon berharap Pertamina dapat kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat dan menjalankan tugasnya dengan lebih baik di masa mendatang. (aan/mzm)