Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) kembali kukuhkan empat profesor lintas jurusan, Kamis (30/1/2025). Para profesor tersebut masing-masing mengusung berbagai riset yang sangat menarik.
Salah satunya, Guru Besar Universitas Brawijaya (UB), Prof. Syahrul Kurniawan SP MP PhD mengaku, menggagas model RaBaSATI (Model Rancang Bangun Sistem Agroforestri dan Iklim) untuk capai pembangunan berkelanjutan. Dimana bertujuan mencegah perluasan alih fungsi hutan ke lahan pertanian.
Mengingat, alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dapat mengancam kelestarian lingkungan dan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor. Sehingga RaBaSATI ini dinilai sebagai solusi dalam keseimbangan ekonomi petani dengan upaya konservasi lingkungan.
“Ketika hutan dibuka, tutupan tanah menjadi terbuka. Saat musim hujan, air hujan yang tidak terserap akan langsung mengalir di permukaan dan menyebabkan erosi. Limpasan air yang tinggi meningkatkan risiko banjir dan longsor,” seru Syahrul.
Dirinya menjelaskan, dengan menggunakan metode model RaBaSATI, petani tetap dapat menanam tanaman pertanian. Sehingga tanaman petani dapat dikombinasikan pohon kehutanan yang mampu meningkatkan serapan air dan mencegah degradasi tanah.
Menurutnya, sistem pemanfaatan lahan ini akan berjalan lancar, jika adanya dukungan dari pemerintah dan lintas sektor. Karena perlu ada insentif bagi petani yang menerapkan sistem ini, termasuk bantuan bibit unggul. Dari berbagai jenis pohon buah-buahan atau pohon kayu yang bernilai ekonomi.
Selain itu, Guru Besar Universitas Brawijaya (UB), Prof. Barlah Rumhayati SSi MSi PhD dengan orasi ilmiah berjudul ‘Metode Passive Sampling-PIM Untuk Pemantauan Ortofosfat Yang Akurat, Efektif dan Efisien’.
“Aktivitas manusia di bidang pertanian, industri, pertambangan dan domestik makin meningkat dan menghasilkan banyak polutan kimiawi. Masifnya polutan yang masuk ke sistem perairan mengakibatkan perairan kehilangan daya dukungnya, sehingga kualitasnya menurun. Salah satu polutan yang banyak mencemari perairan adalah senyawa fosfat,” terangnya.
Dirinya menjelaskan, ortofosfat merupakan istilah umum untuk merujuk pada bentuk fosfat anorganik terlarut. Konsentrasi ortofosfat sebesar 0,01-0,05 mg/L menyebabkan pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali disebut eutrofikasi.
Selain dampak lingkungan, eutrofikasi juga memberikan dampak ekonomi, karena menurunkan pemanfaatan air. Seperti halnya untuk air baku air minum, pembangkit listrik, pariwisata serta budidaya perikanan.
“Metode pemantauan ortofosfat perlu dilakukan sejak awal dan terus-menerus. Sehingga fluktuasinya di perairan dapat dipantau secara akurat, efektif dan efisien sebelum eutrofikasi terjadi,” bebernya.
Diketahui, Metode Passive Sampling-PIM merupakan pengembangan metode sampling secara pasif, untuk pemantauan ortofosfat di perairan. Keunggulan dan kebaruan metode Passive sampling-PIM terletak pada keberadaan PIM (Polymeric Inclusion Membrane), perangkat passive sampler.
Sebagai informasi, keempat profesor yang dikukuhkan, di antaranya:
– Prof Dr Aulia Fuad Rahman SE MSi Ak, sebagai profesor aktif ke-29 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta profesor aktif ke-230.
– Prof. Barlah Rumhayati SSi MSi PhD, sebagai profesor aktif ke-32 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta profesor aktif ke-231 di Universitas Brawijaya.
– Prof Dr Ir Solimun MS, sebagai profesor aktif ke-33 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta profesor aktif ke-232.
– Prof Syahrul Kurniawan SP MP PhD, sebagai Profesor aktif ke-33 di Fakultas Pertanian dan profesor aktif ke-233. (wul/rhd)