Batu, SERU.co.id – Hari Kusta Sedunia 2025 diperingati setiap 26 Januari. Kurangnya pemahaman yang keliru mengenai penyakit ini membuat Stigma terhadap penderita kusta masih kuat di lingkungan masyarakat.
Koordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati, mengatakan diperlukan edukasi masyarakat. Untuk menghapus stigma kusta dan memberikan pemahaman bahwa kusta bisa diobati dan tidak mudah menular. Selain itu, diperlukan juga pemberdayaan pasien melalui dukungan emosional dan peningkatan keterlibatan sosial.
“Akses ke layanan kesehatan yang inklusif juga akan membantu mereka menjalani hidup lebih baik,” serunya.
Dokter Susan, sapaannya menyebutkan, di Kota Batu, prevalensi kusta pada tahun 2024 tercatat sebesar 0,09 per 10.000 penduduk. Selama tahun tersebut, dua pasien kusta berhasil menyelesaikan pengobatan lengkap selama 12 bulan tanpa mengalami peningkatan kecacatan. Lebih menggembirakan lagi, tidak ada kasus baru kusta yang ditemukan atau dilaporkan sepanjang tahun 2024.
“Angka prevalensi kusta di Indonesia mengalami penurunan signifikan dari 5,2 per 10.000 penduduk pada 1981 menjadi 0,9 per 10.000 penduduk pada 2000,” ungkapnya.
Dalam rangka menyambut Hari Kusta Sedunia ini, dr. Susan menerangkan tiga poin penting yang harus diketahui masyarakat mengenai penyakit kusta. Yang pertama, kusta adalah jenis yang bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Kedua, kusta tidak mudah menular dan tidak menyebar melalui sentuhan biasa. Ketiga, penderita kusta berhak atas kehidupan yang normal seperti orang lainnya.
“Dinas Kesehatan Kota Batu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kusta melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi, ” imbuhnya.
Dr. Susan juga menambahkan, kolaborasi erat antara pasien, keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat diperlukan untuk menghapus stigma ini. Serta memastikan inklusi bagi penyintas kusta dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Dengan edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan yang lebih inklusif, diharapkan masyarakat semakin memahami bahwa kusta bukanlah penyakit yang harus ditakuti. (dik/mzm)