Hippama Tolak Pembongkaran Pasar Besar Malang, Dukung Renovasi Berdasarkan Uji Forensik ITS

Hippama Tolak Pembongkaran Pasar Besar Malang, Dukung Renovasi Berdasarkan Uji Forensik ITS
Kondisi Pasar Besar Kota Malang saat ini. (foto: wul)

Malang, SERU.co.id – Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama) menegaskan penolakan terhadap rencana pembongkaran Pasar Besar Malang dan lebih memilih opsi renovasi. Sikap ini didasarkan pada hasil uji forensik dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang menyatakan bahwa pasar tersebut masih layak digunakan.

Humas Hippama, Agus Priambodo, menjelaskan bahwa keputusan ini tidak diambil sembarangan. Sebelumnya, beberapa institusi, termasuk ITS dan Universitas Brawijaya (UB), telah melakukan uji forensik yang menunjukkan bahwa struktur pasar masih memungkinkan untuk direnovasi, bukan dibongkar total.

Bacaan Lainnya

Kami menolak pembongkaran, tetapi mendukung renovasi. Uji forensik dari ITS menunjukkan bahwa Pasar Besar masih layak digunakan,” ujar Agus saat dikonfirmasi media.

Agus juga membantah klaim dari pihak yang mengatasnamakan Hippama dan menyatakan dukungan terhadap pembongkaran pasar. Ia menegaskan bahwa Hippama tetap solid dalam memperjuangkan revitalisasi, bukan perobohan total.

Kami tetap konsisten bersama para pedagang dalam menolak pembongkaran total dan mendorong renovasi pasar,” tambahnya.

Selain itu, Agus menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap pihak yang menyalahgunakan nama Hippama untuk mendukung pembongkaran. Ia juga mengungkapkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Malang terkait kondisi pasar, namun tidak mendapatkan respons yang memadai.

Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan sejak lama, mulai dari kebersihan hingga atap bocor, tetapi selalu diabaikan. Kami sudah mengirim surat ke Disperindag, wali kota, hingga DPRD, tetapi tidak ada tindakan nyata,” ungkapnya.

Karena tidak adanya langkah revitalisasi dari pemerintah, para pedagang akhirnya mengambil inisiatif sendiri dengan melakukan perbaikan pasar secara swadaya. Mereka mengumpulkan dana pribadi untuk memperbaiki talang air, lantai, dan berbagai fasilitas lain agar tetap bisa berjualan meskipun hujan turun.

Semua perbaikan kami lakukan dengan dana sendiri, dari perbaikan talang hingga lantai bawah. Jika tidak, saat hujan kami tidak bisa berjualan, pungkas Agus.

Dengan kondisi ini, Hippama berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk merenovasi pasar, sehingga para pedagang tetap bisa beraktivitas dengan nyaman tanpa harus kehilangan tempat mencari nafkah. (wul/ono)

disclaimer

Pos terkait