Malang, SERU.co.id – Program inovasi Jarik Ma’Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa) dari SMP Negeri 10 Kota Malang diusulkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) untuk ajang internasional The United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2025.
Program ini dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan inklusivitas pendidikan. Selain itu, inovasi ini telah memberikan dampak positif melalui metode pembelajaran adaptif yang direplikasi oleh berbagai sekolah di Kota Malang.
Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik, Dr. Ajib Rakhmawanto menyampaikan, apresiasinya kepada Kota Malang yang aktif merespons kebijakan pemerintah pusat.
Menurutnya, Jarik Ma’Siti menjadi salah satu contoh nyata peningkatan kualitas pelayanan publik, khususnya di sektor pendidikan.
“Inovasi ini akan kita nominasikan dalam UNPSA untuk kategori inklusivitas. Harapannya, Jarik Ma’Siti tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional,” seru Ajib, dalam keterangan resminya.
Program ini dinilai mampu memenuhi kebutuhan siswa istimewa, sehingga mereka dapat belajar di sekolah umum dengan baik. Ajib menambahkan, manfaat inovasi Jarik Ma’Siti semakin luas karena telah direplikasi oleh banyak sekolah.
“Ketika inovasi ini diterapkan di sekolah lain, dampaknya menjadi lebih besar. Ini luar biasa bagi dunia pendidikan Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Kota Malang, Sri Winarni, menyambut baik kunjungan Kementerian PANRB sebagai motivasi untuk terus berinovasi. Menurutnya, kolaborasi dengan pemerintah pusat menjadi kunci keberhasilan inovasi layanan publik.
“Kami membina unit kerja agar melahirkan inovasi-inovasi baru. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk kesuksesan program hingga tingkat internasional,” ucap Sri Winarni.
Sebagai informasi, Jarik Ma’Siti dirancang untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus di sekolah umum, mulai dari skrining, pembelajaran adaptif, hingga evaluasi. Metode yang digunakan meliputi pendekatan ‘GADIS MENING PINTER’ dan kurikulum ADA S.O.S yang relevan dengan kebutuhan siswa istimewa.
Program ini makin diakui dengan banyaknya sekolah yang mengadopsi inovasi serupa, seperti Simba Asia (SMP Negeri 2) dan Nasi Tiga Beras (SMP Negeri 13). Keduanya bahkan meraih penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Replikasi 2024.
(ska/mzm)