Malang, SERU.co.id – Kue keranjang tradisional kini hadir dalam ukuran mini berkat inovasi pengusaha muda asal Kota Malang. Ia menciptakan kue keranjang yang lebih praktis dan modern dengan konsep one bite size. Ide ini muncul dari pengalamannya melihat kue keranjang besar sering tersisa, karena sulit dipotong dan dikonsumsi.
Pengusaha muda asal Kota Malang, Sonia Winoto menjelaskan, dengan inovasi ini, kue keranjang buatannya menjadi lebih diminati, terutama untuk konsumsi pribadi dan hampers Imlek. Menurutnya, ukuran mini ini lebih praktis dan diminati, terutama karena tampilannya unik dan lucu.
“Tadinya kue keranjang itu besar, harus dipotong-potong. Sekarang saya buat kecil-kecil supaya langsung habis dan bentuknya lucu,” seru Sonia, sapaannya kepada SERU.co.id, Jumat (24/1/2025)
Menjelang Imlek 2025, pesanan kue keranjang mini meningkat signifikan hingga hampir 300 boks. Ia mengungkapkan, permintaan tahun ini naik 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau tahun lalu sekitar 200 boks, sekarang sudah 300 boks,” jelasnya.
Sonia menawarkan berbagai varian rasa untuk memenuhi selera konsumen, termasuk edisi baru berbahan bunga telang yang dinamai Celestial Blue. Harga per boks yang ia jual berkisar antara Rp48.000 hingga Rp55.000, tergantung varian.
“Varian ini terinspirasi dari porselen biru putih China dan cukup diminati, selain varian mix,” tambahnya.
Sistem produksi yang diterapkan Sonia adalah made by order untuk menjaga kesegaran produknya. Dalam satu hari, ia bisa memproduksi 30-70 boks tergantung tingkat pesanan.
Baca juga: Harga Kedelai Impor Meroket, Pengusaha Tempe Putar Otak
“Kalau mendekati Imlek, sehari bisa sampai 70 boks, tapi awal bulan biasanya lebih sedikit,” ungkapnya.
Konsumen kue keranjang Sonia berasal dari berbagai daerah, terutama Jakarta. Beberapa di antaranya bahkan membawa produknya ke luar negeri, seperti Jepang, sebagai oleh-oleh. Untuk daya tahan, kue ini bisa bertahan 4 hari di suhu ruang dan hingga 7 hari di lemari pendingin.
Menurutnya, kue keranjang ini memiliki daya tarik tersendiri karena hanya dibuat saat Imlek. Selain kue keranjang, Sonia memproduksi jenis kue lain di luar musim Imlek.
“Ini kue khas Imlek, jadi hanya diproduksi setahun sekali,” tutupnya. (ska/rhd)