Malang, SERU.co.id – Lonjakan harga cabai hingga Rp110.000 per kilogram cukup dikeluhkan dampaknya oleh para pedagang makanan yang menyajikan sambal sebagai pelengkap cita rasa. Para pedagang makanan terpaksa mengurangi porsi sambal yang disajikan agar tetap bisa berjualan tanpa menaikkan harga makanan. Meski cara tersebut berdampak pada cita rasa makanan yang disukai pelanggan.
Salah satu pedagang makanan di Pasar Klojen, Arik mengungkapkan, kenaikan harga cabai sangat memengaruhi usahanya. Bahan pokok ini menjadi salah satu elemen utama masakan yang dijualnya, seperti rawon dan lauk pauk.
“Kalau harga cabai naik, ya pasti berpengaruh. Apalagi ini sudah dua minggu naik terus,” seru Arik, Jumat (10/1/2025).
Menurutnya, menaikkan harga makanan bukan pilihan, karena khawatir pelanggan beralih ke pedagang lain. Sebagai alternatif, ia mengurangi takaran cabai pada sambal, meskipun rasanya tidak sepedas biasanya.
“Kadang pelanggan minta tambah sambal. Meski sudah saya kurangi, mau gak mau tetap saya layani,” jelas Arik.
Hal serupa dirasakan pemilik Warung Mak Tiamah, Tiamah, mengeluhkan mahalnya harga cabai. Ia menyebut, banyak pelanggannya menyukai masakan dengan rasa pedas.
“Kalau sambalnya kurang pedas, pelanggan sering gak suka. Tapi kalau mau bikin pedas, harga cabai sekarang bikin pusing,” ujar Tiamah.
Meski mengaku kesulitan, Tiamah tetap menyediakan makanan berbahan sambal dengan porsi cabai yang dikurangi. Baginya, ini satu-satunya cara agar usahanya bisa bertahan.
“Sekarang sambalnya kurang pedas, ya bagaimana lagi. Kalau pelanggan gak suka, saya cuma bisa pasrah,” keluh Tiamah.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan, ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan adalah faktor utama penyebab lonjakan harga cabai di Kota Malang. Cuaca buruk turut memperburuk kondisi ini, yang menyebabkan stok cabai menipis.
“Lebih tinggi demand memang dan kedua faktor cuaca juga memengaruhi. Maka, stoknya sedikit dan harga melambung tinggi,” jelas Eko.
Eko menambahkan, pihaknya, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), akan terus memantau pergerakan harga cabai dalam beberapa hari mendatang. Jika harga terus meroket, langkah intervensi dan upaya penstabilan harga akan segera dilakukan. (ws12/rhd)