Sumenep, SERU.co.id – Sebagian besar penduduk Kabupaten Sumenep yang mencapai 1,14 juta jiwa pada tahun 2023, bekerja di sektor-sektor unggulan seperti pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan. Potensi utama Sumenep termasuk minyak dan gas serta sektor pariwisata kini mulai pulih pasca pandemi.
Tentu Pulau Gili Iyang memiliki keunikan karena kadar oksigennya tertinggi kedua di dunia serta ditopang dengan lingkungannya yang bersih, menjadikannya cocok sebagai destinasi wisata kesehatan. Keindahan alam, formasi batuan unik, dan pantai yang bersih menjadikan Gili Iyang menarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman relaksasi dan kesehatan.
Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi pengembangan pariwisata Gili Iyang. Termasuk kurangnya fasilitas, informasi, dan promosi yang belum memadai.
Guna mengoptimalkan daya tarik Gili Iyang, Kantor BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) Sumenep bekerjasama dengan BPPM Universitas Brawijaya melakukan analisis target pasar dan promosi yang lebih luas.
Baca juga: Bupati Fauzi Diapresiasi Putri Wapres RI, Dinilai Mampu Tekan Angka Kemiskinan Sumenep
Kepala BRIDA, Benny Irawan menyampaikan, Pulau Gili Iyang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi destinasi wisata premium. Terutama dalam segmen wisata kesehatan dan wellness.
Menurutnya, pengembangan pariwisata di Gili Iyang memerlukan strategi yang holistik dan berkelanjutan, mencakup pengembangan produk wisata premium, penguatan infrastruktur, strategi pemasaran digital, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Baca juga: Bupati Sumenep Dorong Pejabat Fungsional untuk Bersama Bangun Daerah
Wisata kesehatan, ekowisata, dan program konservasi lingkungan menjadi pilar utama dalam strategi pengembangan pariwisata ini. Melalui pendekatan yang terintegrasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Diharapkan Gili Iyang dapat bersaing dengan destinasi wisata lain, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Benny menambahkan, implementasi strategi ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal. Pemerintah berperan dalam regulasi, kebijakan pendukung, dan penyediaan infrastruktur dasar.
Sektor swasta diharapkan dapat berinvestasi dalam fasilitas dan program yang mendukung pengembangan wisata, sementara masyarakat lokal harus dilibatkan secara aktif untuk meningkatkan kapasitas dan memperoleh manfaat langsung dari aktivitas pariwisata. (ard/mzm)