Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota Malang, melalui Sekretaris Daerah (Sekda), Erik Setyo Santoso ST MT, memimpin Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi yang digelar di halaman Balai Kota Malang, Rabu (13/11/2024). Apel ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi berbagai instansi dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat seiring cuaca ekstrem di akhir dan awal tahun.
Hadir sebagai pemimpin apel, Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso ST MT menyampaikan, pesan Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan. Iwan meminta masyarakat mewaspadai ancaman dan potensi bencana akibat perubahan iklim.
“Kita perlu memahami, adanya perubahan cuaca ekstrem yang kita rasakan akhir-akhir ini mempunyai potensi terjadinya bencana. Dan yang dibutuhkan dari kondisi ini adalah kesigapan kita melakukan upaya preventif guna melindungi masyarakat, dan meminimalisir dampak bencana,” seru Iwan saat dibacakan oleh Sekda Kota Malang.
Karena itulah, melalui apel ini, diharapkan memberikan pemahaman kepada masyarakat dan juga stakeholder terkait. Iwan juga berharap perangkat daerah terkait khususnya BPBD Kota Malang sudah mengidentifikasi potensi terjadinya bencana di Kota Malang.
“Ini adalah upaya preventif yang perlu kita lakukan, maka perlu bagi semua pihak memahami dan memiliki kepedulian. Masyarakat memiliki informasi yang cukup dan kepada BPBD saya instruksikan untuk mengidentifikasi potensi kerawanan bencana,” ungkapnya.
Ditemui usai apel, Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso ST MT menjelaskan, perubahan iklim dan kondisi cuaca yang semakin ekstrem menuntut kesiapsiagaan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Kota Malang sering dihadapkan pada berbagai bencana, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan kebakaran.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ditunjuk sebagai koordinator dalam penanganan ini. Bersama perangkat daerah lain yang memiliki unit reaksi cepat, termasuk Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan Dinas Kesehatan. Bersama kita pasti bisa melakukan mitigasi,” seru Erik usai upacara.
Erik menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak. Mulai dari jajaran TNI-Polri, Kejaksaan, hingga rumah sakit dan para relawan yang telah mengabdikan tenaga dan keterampilannya dalam penanganan bencana.
“Kami mempersiapkan diri secara rapi dan sinergis agar bencana sekecil apapun dapat dihadapi dengan baik. Kesiapan ini juga mencakup upaya penanganan terhadap pohon-pohon tua yang rentan tumbang di tengah kawasan perkotaan. Tujuannya mencegah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang mungkin terjadi,” ujarnya.
Penanganan di lapangan pun melibatkan instansi tingkat provinsi dan nasional, khususnya dalam aspek infrastruktur seperti jalan utama dan irigasi. Kota Malang yang dilintasi oleh lima sungai besar mengharuskan BPBD dan pemerintah kota untuk siaga menghadapi potensi banjir di kawasan hunian di bantaran sungai.
Dalam langkah mitigasi, BPBD Kota Malang yang dipimpin Kalaksa Prayitno terus melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Curah hujan akan meningkat 20-40 persen sesuai rilis BMKG, sehingga perlu perhatian khusus,” ujar Prayitno.
Prayitno menambahkan, BPBD akan menyusun peta risiko bencana pada akhir November. Dengan peta tersebut, diharapkan dapat membantu perangkat kewilayahan dalam memetakan jalur evakuasi dan titik pengungsian.
Sebagai informasi, dalam apel kesiapsiagaan ini juga dilakukan simulasi penanganan bencana. Simulasi ini melibatkan banyak unsur terkait diantaranya tim dari BPBD Kota Malang, TNI/Polri, Damkar Kota Malang, DLH Kota Malang, tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kota Malang, PMI Kota Malang dan juga relawan penanganan bencana. (afi/mzm)