Malaysia, SERU.co.id – Tim peneliti dari Departemen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) gelar FGD dan diseminasi produk di Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaysia, Senin (4/11/2024). Penelitian kolaborasi lintas negara ini menghasilkan buku ‘Tuah Nusantara: Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia-Malaysia’. Buku tersebut berisi kumpulan cerita rakyat kedua negara yang ditulis ulang berdasarkan konsep GESI.
Perwakilan tim peneliti, Dr Dwi Sulistyorini SS MHum mengatakan, cerita rakyat merupakan warisan budaya tak benda yang disebut Unesco yang sangat penting bagi suatu masyarakat. Cerita rakyat selama ini ditengarai banyak yang bias gender.
“Cerita rakyat di wilayah Nusantara diwarnai nilai patriarki yang dianut sebagian besar masyarakat. Laki-laki dalam cerita rakyat digambarkan sebagai sosok yang kuat dari berbagai aspek. Sebaliknya, perempuan dalam cerita rakyat adalah sosok pasif dan lemah,” seru Dwi kepada SERU.co.id, Selasa (5/11/2024).
FGD dilakukan bersama dosen Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya, Dr Madiawati Mamat @Mustaffa. FGD terkait penilaian produk dari segi pengetahuan, konteks budaya, karakter dan penyampaian cerita. Tak hanya itu, keterlibatan emosional, konsep GESI dan karakter utama juga tak luput dari pembahasan.
“Hasil FGD menunjukkan produk penelitian sudah layak. Namun perlu ada pengembangan keragaman tema dalam cerita rakyat, penampakkan karakter tokoh utama dalam cerita dan lebih kreatif. Kreativitas dalam penyampaian cerita rakyat bisa dengan menambah penggunaan gambar ilustrasi,” ujar Dwi, pakar sastra lisan dari UM ini.
Diseminasi produk juga turut diikuti oleh 30 mahasiswa tahun kedua Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya. Dalam pertemuan ini, Dr Dewi Ariani SS SPd MPd menyampaikan materi tentang peran perempuan dalam cerita rakyat Indonesia-Malaysia. Mahasiswa diajak mengupas perbedaan peran utama antara cerita rakyat Indonesia yang menonjolkan tokoh perempuan dan cerita rakyat Malaysia yang beragam.
“Antusiasme mahasiswa terlihat saat mempelajari cerita rakyat seperti Ratu Ayu Kencana, Calon Arang, dan Rara Anteng, yang memperlihatkan perempuan sebagai pemimpin kuat dan berani. Diskusi ini menunjukkan kesetaraan gender di Indonesia sudah terwakili dalam cerita rakyat. Dimana perempuan kerap tampil sebagai pengambil keputusan sejajar dengan tokoh laki-laki,” ujar Dewi yang juga anggota tim peneliti.
Untuk memperdalam pemahaman, para mahasiswa secara langsung membaca dan membedah cerita rakyat hasil penelitian, seperti Dewi Samboja. Pembahasan meliputi tema cerita, karakter, tantangan tokoh perempuan, hingga nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan.
“Mahasiswa di sana mengakui cerita rakyat mampu menjadi media pembelajaran yang relevan. Jadi tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga dalam membangun karakter generasi muda,” urainya.
Terakhir, Dewi berharap, Tuah Nusantara mampu memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan gender dan keberanian perempuan kepada pembaca. Lebih jauh, menjadi jembatan pemahaman budaya antara Indonesia dan Malaysia. (afi/ono)