Situbondo, SERU.co.id – Libatkan bunda-bunda Muslimat NU untuk bisa menekan Pengurangan Angka Stunting di Jawa Timur. Hal itu di sampaikan langsung oleh Khofifah Indar Parawansa saat melantik ratusan Pengurus Ranting dan Anak Ranting Muslimat Nahdlatul Ulama di Gedung Olah Raga (GOR) Rengganis, Rabu (7/8/2024).
Diketahui, saat Khofifah datang tidak langsung masuk ke dalam acara pelantikan, melainkan meninjau bazar murah yang disediakan Pemkab Situbondo. Selain meninjau bazar, ia juga memberikan bantuan paket beras kepada para Lansia yang datang ke lokasi.
Khofifah mengatakan, untuk mengurus sebuah organisasi harus ada pendekatan-pendekatan yakni strukturan dan fungsional.
“Pendekatan struktural paling kecil itu adalah anak ranting. Makanya tadi ada pelantikan ranting dan anak ranting,” seru Khofifah pada sejumlah wartawan.
Menurutnya, sinergitas antara muslimat dengan NU sangat penting dilakukan.
“Tadi saya sampaikan, anak ranting sebagai struktur paling kecil di Muslimat NU bisa menjadi sentr layanan dengan lebih mendekatkan diri kepada masyarakat,” sampainya.
Selain itu, pihaknya mencontohkan sebuah program yang dilakukan oleh kabupaten nganjuk yakni, Mustika Mesem yang merupakan akronim dari Muslimah Cantik Memberantas Kemiskinan Ekstrem.
“Jadi anak ranting punya data masyarakat yang terindikasi kurang mampu, dan memberi bantuan makanan rantangan. Karena itu kesalehan sosial dengan mendekat kepada masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.
Sehingga, Selain masalah keagamaan Muslimat NU juga ikut membantu program pengurangan stunting nasional. Karena peran Muslimat sangat besar dalam membantu program pengurangan stunting.
“Jika hanya pemerintah tidak bisa tercapai semua, karena begitu banyak yang harus dilayani di setiap daerah. Makanya saya selalu meminta daerah untuk menyiapkan bunda-bunda yang akan melakukan program pemberantasan stunting itu,” harapnya.
Sejauh ini program pemberantasn stunting di Jawa Timur sudah berjalan berkat adanya sinergitas semua pihak. Sebab, angka stunting di Indonesia saat ini ada sekitar 17 persen sedangkan standar WHO maksimal adalah 20 persen.
“Artinya Indonesia ini sudah di bawah standar WHO, tetapi kita tetap harus menurunkan stunting itu. Sebab Presiden RI menargetkan tahun 2025 angka stunting ditekan menjadi 14 persen,” pungkasnya.(aza/mzm)