Malang, SERU.co.id – Auditorium kampus I Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terlihat berbeda awal Juli lalu. Pernak-pernik bendera dari berbagai negara terlihat dan menarik perhatian. Hal itu tak lepas dari agenda The 2nd International Night Collaboration 2024 yang dilaksanakan Prodi Fisioterapi UMM yang dihadiri mahasiswa dari berbagai negara.
Sekretaris Prodi Fisioterapi UMM, Ali Multazam, SFt Physio M Sc mengatakan, giat tersebut merupakan kali kedua dilaksanakan yang menjadi rangkaian akhir dari kegiatan pertukaran pelajar internasional. Adapun tema tahun ini adalah indonesian traditional culture, sehingga mahasiswa yang hadir juga patut mengenakan pakaian tradisional Indonesia maupun negaranya masing-masing.
“Harapannya para mahasiswa internasional semakin tahu dan mengenal budaya kita,” serunya.
Ali, sapaannya mengungkapkan, kegiatan ini menjadi sebuah cara diplomasi untuk menyebarkan betapa bagusnya budaya Indonesia. Sementara mahasiswa dari negara lain pun juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan budayanya masing-masing. Baik itu tarian san pakaian tradisionalnya.
“Mereka juga diperkenankan untuk menggunakan pakaian tradisional negara masing-masing,” ujarnya.
Dengan kegiatan ini, menurut Ali, UMM memberikan kesan baik bagi para mahasiswa dari berbagai negara. Beberapa mahasiswa yang hadir berasal dari Pakistan, Thailand, negara-negara Eropa, Afrika, bahkan juga Timur Tengah. Keseruan itu juga dirasakan Jidipa Mettajetowimut dan Kanokwan Ang-inarasong, mahasiswa pertukaran asal Mahidol University, Thailand.
“Saya sangat bersyukur bisa datang ke sini. Orang-orangnya ramah, termasuk para mahasiswa dan dosennya,” kata Jidipa.
Menurutnya, ada berbagai hal menarik selama dia tinggal di Indonesia, khususnya di kampus UMM. Meski berada di kawasan yang sama yakni Asia Tenggara, namun ternyata ada beberapa perbedaan yang membuatnya harus belajar kembali. Teman-teman buddy juga sangat membantu ketika mereka membutuhkan bantuan.
“Kami juga belajar banyak tentang fisioterapi dan alat-alat yang mungkin berbeda dibandingkan dengan Thailand. Semoga ini menjadi pengalaman yang berarti dan saya juga ingin bisa kembali ke sini bertemu teman-teman lain,” pungkas Jidipa. (dik/mzm)