Pengalaman Berkesan dan Menantang Tim UB Kampus Mengajar Anak-anak SMP di Batam

Tim Kampus Mengajar UB saat berada di SMP 59 Batam. (ist) - Pengalaman Berkesan dan Menantang Tim UB Kampus Mengajar Anak-anak SMP di Batam
Tim Kampus Mengajar UB saat berada di SMP 59 Batam. (ist)

Malang, SERU.co.id – Eiko Farah Diva Julen, salah seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang jurusan Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer angkatan 2021, yang mengikuti Program Kampus Mengajar Batch 7 di SMP Negeri 59 Batam masa penugasan (19/02-09/06/24) dengan berbagai tantangan selama pelaksanaannya.

Eiko, sapaan akrabnya bercerita, program ini berhasil membawa dampak positif bagi sekolah yang masih dalam tahap perkembangan ini. Batam sendiri adalah kampung halamannya yang menjadi tujuan program Kampus Mengajar. Ia ditempatkan di SMP Negeri 59 Batam yang berlokasi di Perumahan Bukit Permata, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam.

Bacaan Lainnya

“Alasan mengapa saya mengambil program kampus mengajar di Batam karena saya ingin kembali ke rumah asal saya yaitu Batam dengan bertemu dengan kedua orang tua saya,” seru Eiko.

Pada awalnya, Eiko ingin tetap berada di Malang untuk menjalankan program tersebut. Namun karena dorongan orang tua yang menginginkan untuk pulang dan magang di Batam, maka permintaan orang tuanya itu dituruti. Sekolah tempat penugasan Eiko sendiri, berdiri pada 18 Juli 2018 namun sempat berhenti beroperasi karena masalah dalam pembangunan.

“SMP Negeri 59 Batam memiliki keterbatasan fasilitas dengan hanya empat ruang kelas untuk lebih dari 400 siswa. Ini menyebabkan pembelajaran dilakukan dalam tiga shift dari pukul 07.30 hingga 17.00,” ungkapnya.

Keterbatasan fasilitas dan waktu membuat ia mengalami kesulitan dalam menyusun program kerja. Ditambah lagi, sekolah itu tidak memiliki lab komputer, lab IPA, bahkan kantin dan mushola yang layak. Namun, semangat dari tim Kampus Mengajar tetap tinggi untuk melakukan perubahan positif demi kemajuan SMP Negeri 59 Batam.

“Kami merancang dan melaksanakan berbagai program kerja, termasuk pembuatan pojok baca di setiap kelas, revitalisasi mading, pembuatan slogan literasi, dan pengadaan Festival Lit-Num untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, kami juga memperkenalkan teknologi melalui ekstrakurikuler buletin dan pembuatan absensi berbasis QR Code,” jelas mahasiswa FILKOM tersebut.

Eiko bersyukur, seluruh program kerja yang telah direncanakan terlaksana dengan baik dan sesuai dengan rencana awal. Meskipun ada kendala waktu pengerjaan karena sekolah memiliki tiga shift pembelajaran. Salah satu program unggulan adalah Festival Lit-Num yang bertujuan meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.

“Salah satu hal menarik yang pernah saya dapatkan yaitu dimana anak-anak yang berada di dalam kelas selalu meminta waktu lebih untuk belajar bersama. Mereka bilang kalau belajar sama kakak-kakak Kampus Mengajar lebih seru dan menyenangkan,” ucapnya.

Eiko mengaku, ia menggunakan metode ice breaking sebagai metode pembelajarannya agar menarik daya minat belajar peserta didik. Menurutnya, media belajar berbasis gamifikasi dalam proses pembelajaran peserta didik bukan hanya sekedar menghafal materi. Namun harus paham dengan didukung media ajar yang sesuai.

“Contohnya menerapkan metode ice breaking dengan memanfaatkan word wall di website. Kami juga menerapkan metode tiruan sebuah poster menggunakan Canva dan anak diminta untuk mencari sendiri elemen di Canva tersebut. Siapa yang paling persis menirukan dan paling cepat menyelesaikannya akan dapat hadiah,” kata Eiko.

Atas upaya yang dilakukan tim Kampus Mengajar, pihak sekolah merasa sangat senang dan terbantu dalam banyak hal. Pengalaman mengikuti program Kampus Mengajar ini juga memberikan kesan mendalam dengan pengalaman pengabdiannya kepada tanah asal kelahirannya itu. Iapun mengaku sangat senang dan bahagia mendapatkan pengalaman luar biasa ini.

“Saya tidak hanya memberi ilmu kepada peserta didik, tetapi juga mendapatkan ilmu berharga dari guru-guru di SMP Negeri 59 Batam,” tambahnya lagi.

Ia berharap, program kerja yang telah dijalankan dapat membawa kenangan bermakna dan manfaat bagi tenaga pendidik dan peserta didik di SMP Negeri 59 Batam.

“Mudah-mudahan program Kampus Mengajar dapat terus terlaksana kedepannya untuk menciptakan pendidikan Indonesia yang lebih baik,” tandasnya. (dik/mzm)

Pos terkait