Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) berhasil menempati peringkat 80 dalam THE Impact Rangkings for University SDG 2: Zero Hunger. Pencapaian ini menempatkan UB dalam jajaran top 100 universitas dunia yang berkontribusi signifikan dalam upaya mengatasi kelaparan global. Pencapaian tersebut tercapai dengan konsistensi UB dengan berbagai inisiatif dan program dalam ketahanan pangan.
Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Prof Dr Imam Santoso MP mengatakan, keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai upaya UB dalam bidang ketahanan pangan. UB terus aktif dalam mengembangkan teknologi pertanian berkelanjutan.
“UB juga aktif melakukan penelitian inovatif, meliputi pengembangan varietas tanaman tahan hama, teknik irigasi modern, dan pengelolaan lahan ramah lingkungan. Tujuannya untuk menciptakan solusi pertanian lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga mampu mengatasi tantangan dalam produksi pangan,” seru Prof. Imam kepada SERU.co.id.
Selain itu, UB juga menjalankan berbagai program pengabdian masyarakat untuk memberdayakan petani lokal. Meliputi pelatihan praktik pertanian berkelanjutan dan pemberian akses teknologi serta pengetahuan baru.
“Salah satu contoh nyatanya, yaitu pemetaan valuasi komoditas pertanian dan sistem irigasi di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis. Melalui diskusi dengan warga dan tokoh masyarakat setempat, UB berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian lokal. UB juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah,” bebernya.
Lebih lanjut, Prof Imam menyampaikan, saat ini UB bekerja sama dengan Divisi Infanteri 2 Kostrad dalam peningkatan potensi pengembangan pangan nasional di wilayah Jawa Timur. Khususnya program ketahanan pangan untuk komoditas jagung dan padi.
Baca juga: Universitas Brawijaya Jadi Kampus Favorit Pelaksanaan UTBK
“Jadi UB secara komprehensif berkontribusi siginifikan dalam bidang pendidikan pertanian, teknologi pertanian, perikanan, peternakan dan keilmuan terkait. Terutama penyediaan SDM bidang agro kompleks, baik sarjana, magister, dan doktor,” ujarnya.
Dikatakannya, melalui proses pendidikan, didukung banyaknya guru besar dan doktor bidang pertanian, UB berkontribusi menghasilkan temuan-temuan riset dan inovasi pertanian. Inovasi tersebut berdampak pada produksi pertanian sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan, penyediaan pangan dan gizi masyarakat.
“Sehingga UB memegang peran strategis bagi pencapaian SDGs 2 untuk Indonesia dan dunia,” papar Prof. Imam.
Baca juga: PSDKU Universitas Brawijaya di Bojonegoro Ditargetkan Tahun 2025 Terima Mahasiwa
Sementara itu, Kepala UPT Reputasi UB, Adharul Muttaqin ST MT menjelaskan, penilaian pemeringkatan ini terdiri dari berbagai indikator. Mencakup aspek-aspek penting dari keterlibatan universitas dalam memerangi kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan.
“Indikatornya meliputi penelitian tentang kelaparan (27 persen), limbah makanan di kampus (15,4 persen). Kemudian adanya program memastikan mahasiswa memiliki akses makanan bergizi (19,2 persen), proporsi lulusan berfokus pada pertanian berkelanjutan dan budidaya perikanan (19,2 persen). Serta inisiasi dan kolaborasi meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi kelaparan (19,2 persen),” tuturnya.
Terakhir, Muttaqin menegaskan, berbagai inisiatif dan program tersebut tidak hanya berhasil mengantarkan UB mencapai peringkat ke-80 dalam THE Impact Rankings 2024 untuk SDG 2. Namun juga memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengakhiri kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. (afi/ono)