Selama Ops Ketupat Semeru, Polda Jatim Ungkap 1.380 Kasus

Selama Ops Ketupat Semeru, Polda Jatim Ungkap 1.380 Kasus
Para Tersangka 3C saat dibeber di Polda Jatim. (foto:iki)

Surabaya, SERU.co.id – Pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2024 yang telah dilaksanakan mulai 3-14 Juni 2024, Direktorat  Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim berhasil mengungkap 1.380 kasus dan menangkap 1.120 orang tersangka

“Sasaran kegiatan pelaksanaan Operasi Sikat Semeru 2024 ini adalah untuk menciptakan suasana kondusif di tengah masyarakat,” kata Direktur Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Totok Suharyanto  di Mapolda Jatim, Kamis (20/6/2024).

Bacaan Lainnya

Kombes Totok menambahkan, selama kegiatan ini terjadi tren kasus-kasus pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), serta pencurian kendaraan bermotor (curanmor).

“TO sebanyak 270 kasus dengan 316 tersangka, sedangkan non TO 1.110 kasus dengan 804 tersangka,” tambahnya.

Dari total kasus tersebut, lanjut Kombes Totok, kasus terbanyak didominasi oleh kasus Curanmor dengan total 605 kasus, kemudian kasus Curat sebanyak 530 kasus, dan Curas 245 kasus.

Totok mengungkapkan, dari total kasus itu ada satu kasus menonjol yang terjadi pada tahun 2021 lalu. Di mana, tersangka berinisial SF alias P.

“Satu kasus menonjol terkait curas ada dua TKP di Grati, Pasuruan, dan TKP kedua di Krembung, Sidoarjo. Ini kasus Pasal 365, cukup sadis selain bawa clurit dia melempar bondet sempat viral,” ujarnya.

Baca juga: Sebarkan Konten Pornografi Anak, Warga Malang Diringkus Polda Jatim

Dengan hasil pengungkapan tersebut, Kombes Totok menyampaikan telah terjadi over prestasi karena 100 persen kasus TO terungkap dan kasus Non TO mencapai 420 persen.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto berpesan agar seluruh masyarakat dapat waspada terkait tiga kasus tersebut.

“Kalau kita lihat data Non TO Curanmor 207 kasus. Kemudian, ada TO rumah kos, yang punya tempat kos jangan hanya pasang CCTV tapi harus ada penjaga. Termasuk di rumah ibadah. Perlu ada sistem keamanan di lingkungan masing-masing,” tutup dia. (iki/ono)

 

disclaimer

Pos terkait