Manfaatkan Residu, Mahasiswa Polinema Bikin Kopi Biji Alpukat Kopikado

Manfaatkan Residu, Mahasiswa Polinema Bikin Kopi Biji Alpukat Kopikado
Foto Aneka Produk Kopikado. (ws11)

Malang, SERU.co.id – Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) memanfaatkan residu biji alpukat menjadi Kopi Biji Alpukat Kopikado. Selain memiliki antioksidan tinggi, juga rendah kafein sehingga aman bagi lambung.

Mahasiswi Polinema Jurusan D4 Akuntansi Manajemem, Aliya Lisa menyampaikan, bahan dasar Kopikado memberi nilai manfaat berbeda. Banyak kandungan antioksidan serta rendah kafein, sehingga aman bagi lambung.

Bacaan Lainnya

“Lebih aman dikonsumsi bagi mereka yang memiliki asam lambung, sehingga ini sebagai alternatif lain untuk ngopi. Selain biji alpukat sendiri memiliki manfaat kaya akan antioksidan dan serat,” seru Lisa, saat berada di stand Expo Hasil Riset dan Inovasi Polinema, Senin-Rabu (20-22/5/2024).

Proses pembuatan Kopikado sendiri dimulai dari pengeringan hingga dihancurkan menjadi bubuk. Selanjutnya dicampur dengan kopi murni untuk mendapatkan cita rasa kopinya.

“Dari biji alpukat prosesnya kita keringkan, bersihkan, potong-potong, diblender dan akhirnya menjadi bubuk, selanjutnya melewati proses penyaringan. Kemudian dicampur dengan kopi murni, perbandingannya 2 banding 1 biji, 2 untuk biji alpukat dan 1 untuk kopinya. Agar hasilnya maksimal kering, cara mengeringkannya dengan oven,” terang mahasiswi D4 Akuntansi Manajemen tersebut.

Manfaatkan Residu, Mahasiswa Polinema Bikin Kopi Biji Alpukat Kopikado
Anggi (kiri) dan Lisa (kanan) dua dari 8 anggota tim, menj, Kopikado. (rhd)

Senada, mahasiswi Polinema Jurusan D4 Akuntansi Manajemem, Anggi Nur Sidik menjelaskan, harganya yang ditawarkan beraneka ragam. Mulai dari Rp3.000 sampai Rp20.000.

“Ada yang 5 gram tanpa diseduh itu Rp3.000, jika diseduh Rp5.000. Ada satu bungkus isi 4 sachet harganya Rp15.000 dan satu bungkus isinya 10 sachet harganya Rp20.000,” bebernya.

Lebih lanjut, Anggi menerangkan, harga ini tentu lebih murah. Sejauh ini pemasaran Kopikado terus dilakukan melalui online.

“Dibandingkan dengan harga pasaran memang lebih murah dan harga Rp5.000 itu kita ada di event saja. Penjualan dan marketingnya melalui online di instagram @kopikado.avology,” pungkasnya.

Sebagai informasi, produksi alpukat di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2022 produksi mencapai 800.000 ton dan Jawa Timur sebagai produsen terbesar. (ws11/rhd)

disclaimer

Pos terkait