Malang, SERU.co.id – Atasi kelangkaan garam melalui teknologi Continuously Dynamic Mixing, dapat mengoptimalkan proses pengolahan garam tanpa bergantung pada faktor cuaca.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB), Andi Kurniawan SPi MEng DSc membuat metode inovatif mengatasi kelangkaan garam. Mengembangkan Greenhouse Salt Tunnel dengan metode Continuously Dynamic Mixing. Sehingga, dapat meningkatkan efisiensi produksi garam dan mengurangi ketergantungan pada faktor cuaca.
“Inovasi tersebut berangkat dari produksi garam rakyat yang masih menggunakan metode tradisional. Dengan metode evaporasi dan menguapkan air laut atau air payau (Solar Salt). Metode ini terkendala dengan musim, pada musim hujan produksi garam berhenti, karena intensitas sinar matahari yang rendah,” seru Andi, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: New BMW 320i Dynamic Tampilkan Teknologi Terbaru dan Harga Kompetitif
Andi mengungkapkan, dengan metode inovatif Continuously Dynamic Mixing mampu mengatasai permasalahan rangka tunnel garam dengan rangka galvalum. Tunnel rangka galvalum dalam invensi ini dibuat berdasarkan masa umur rangka galvalum yang lebih lama, dibandingkan dengan rangka bambu.
“Dalam perkembangannya, teknologi produksi garam untuk mengatasi permasalahan cuaca telah berkembang menggunakan rumah kristalisasi garam tunnel bambu. Namun, penggunaan material bambu untuk kontruksi rangka tunnel garam mempunyai beberapa kendala. Seperti, umur bambu yang terbatas dan kurang tahan lama,” ungkap Andi.

Terkait desain kontruksi tunnel galvalum, Andi membuatnya presisi, agar bentuk tunnel menjadi rapi. Serta rangka galvalum dapat dibongkar pasang dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
“Melalui teknologi Continuously Dynamic Mixing, dapat mengoptimalkan proses pengolahan garam tanpa terlalu tergantung pada faktor cuaca,” terang Andi.
Baca juga: Tingkatkan Inovasi, Ratusan Pengusaha Parfum Refill Ikut Gathering Mixing
Metode tersebut dalam proses pendaftaran paten dengan Nomor S00202210897. Dimana, melibatkan pendekatan baru dalam proses pengolahan garam yang memanfaatkan prinsip-prinsip continue dan dinamis. Pendekatan ini memungkinkan produksi garam, dengan menghasilkan garam berkualitas K1 (NaCl 95 persen) dan dapat memenuhi standar garam industri.
“Inovasi tersebut telah dihilirisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Melalui Koperasi Pantai Cioleng Bahari dan Kugar Putera Pansela Cidahon, yang berlokasi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dimana, pihak koperasi telah melalukan panen perdana garam berkualitas, melalui metode Continuously Dynamic Mixing,” tutup Andi. (ws9/rhd)