Malang, SERU.co.id – Capaian target imunisasi dasar Kabupaten Malang baik di 2023 sebesar 95 persen, tidak menjadikan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang berbangga diri. Dinkes akan terus menghimbau masyarakat sadar selalu disiplin dalam hal upaya pencegahan penyakit itu.
“Secara keseluruhan Dinkes Kabupaten Malang sudah mencapai target dari yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu 95 persen,” seru Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Malang Tri Awignami Astuti, beberapa hari lalu.
Wanita yang kerap disapa Awig itu membeberkan, hasil cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2023 diperoleh capaian 95,0 persen. Dimana hasil tersebut didapatkan dari Sasaran Surviving Infant atau Jumlah Bayi yang bertahan hidup sebanyak 36.969 jiwa.
Baca juga: Angka Pencapaian Vaksinasi Booster di Kabupaten Malang Masih Sangat Rendah
Awig tak menampik, meskipun pencapaiannya nyaris sempurna namun juga masih ada kekurangan yang masih belum optimal. Sehingga pihaknya akan sweeping, yang bakal dilakukan oleh para petugas dan dibantu kader kesehatan.
Selanjutnya, berdasarkan data kesejahteraan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang didapati angka 66,9 persen, balita imunisasi lengkap. Awig menduga bahwa perbedaan data bisa terjadi lantaran saat dilakukan survei oleh BPS, proses imunisasi masih belum berjalan keseluruhan.
“Capaian imunisasi kami dari hasil pelayanan imunisasi kepada balita. Kalau data BPS mohon maaf kami tidak paham cara penarikan datanya,” ucapnya.
Baca juga: Anak Usia 0-7 Tahun di Kabupaten Malang Bebas dari Polio
Dirinya berharap, kedepannya agar semua orang tua balita khususnya di Kabupaten Malang bisa membawa anaknya datang secara rutin untuk melakukan imunisasi dasar secara lengkap.
Baca juga: DPMPTSP dan RSUD Kota Malang Sabet Role Model Layanan Publik MenPAN RB
Dikatakan Awig, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Malang juga terus berupaya melakukan sweeping, guna memastikan keseluruhan mendapatkan hak untuk imunisasi anak secara lengkap. Edukasi juga rutin dilakukan melalui pihak Puskesmas maupun kader kesehatan di desa.
“Puskesmas bersama kader dan tokoh masyarakat selalu memberi penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan mau membawa balitanya untuk imunisasi. Puskesmas juga melakukan sweeping dengan mendatangi balita yang tidak hadir di posyandu,”kata Awig. (wul/ono)
