Malang, SERU.co.id – Dibalik kesuksesan Kampung Tangguh yang saat ini menjadi percontohan Jawa Timur, ada sosok yang menginisiasi pendiriannya. Dia adalah Mangku Purnomo SP, MSi, PhD, anggota Tim satgas Covid-19 Universitas Brawijaya (UB).
Awalnya Mangku yang didapuk meracik hand sanitizer untuk UB itu merasa prihatin dengan pertambahan virus dan permasalahannya yang ikut meluas. Mangku mengakui pandemi Covid-19 sulit diprediksi kapan berakhir, membuat pemerintah dan aparat memiliki keterbatasan dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Hal inilah yang melatarbelakangi harus ada upaya gotong royong hingga level kampung atau grass root. “Atas dasar itulah saya dan Danrem 083/Bdj Kol (Inf) Zainuddin membuat kerangka konseptual dibantu oleh para ahli UB bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ekonomi, politik, hukum, dan pertahanan keamanan,” kata pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan II FP UB tersebut.
Setelah konsep jadi, lalu diujicobakan ke beberapa wilayah, seperti Kampung Lingkar Kampus dan Kampung Cempluk. “Di Cempluk itu dihadiri pak Danrem, Bupati Malang, Dandim dan Kapolresta. Setelah simulasi, disusunlah buku manual PSBB Kampung Tangguh,” jelas Mangku.
Kampung Tangguh memiliki 7 kriteria ketangguhan, yaitu tangguh logistik, tangguh sumber daya manusia (SDM), tangguh informasi, tangguh kesehatan, tangguh keamanan dan ketertiban, tangguh budaya, dan tangguh psikologis.
Saat ini lebih dari 100 kampung yang telah diinstall berbagai ketangguhan tentang bagaimana menangani dan mengatasi dampak penyebaran Covid-19. Program tersebut telah tersebar di kota dan kabupaten se-Jawa Timur, bahkan beberapa kampung di luar Jawa. Dalam proses penyempurnaan Kampung Tangguh, untuk memperkuat konsep, maka SOP-SOP yang ada masih sangat terbuka untuk disempurnakan.
“Sambil uji coba, Satgas UB dan Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC) menginstal kampung-kampung tangguh di Kota Malang hingga 60 kampung tangguh. Setelah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kunjungan di Kampung Narubuk, akhirnya Kampung Tangguh menjadi program Malang Raya dan Jawa Timur,” papar Mangku.
Meskipun saat ini, Kampung Tangguh menjadi percontohan Jawa Timur, Mangku dan Satgas Covid UB terus bergerak mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat dalam mengatasi dan melawan Covid-19. Dia dan Tim Satgas Covid UB mengedukasi warga Kampung Lingkar UB tentang pemulasaraan jenazah pasien terinfeksi Corona di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Karena keberhasilannya, maka warga kampung lain mengikuti program Kampung Tangguh dalam melawan Covid-19. Saat ini program Kampung Tangguh Malang Raya diadopsi oleh Gubernur Jawa Timur, untuk diterapkan di seluruh kampung (RW) di Jawa Timur. Bahkan Gubernur beberapa kali hadir di Malang meresmikan Kampung Tangguh, antara lain di Sukun (Kampung Narubuk) dan Kampung Tangguh di Singosari, Kabupaten Malang.
Dengan hadirnya Kampung Tangguh di Malang Raya dan meluas di Jawa Timur, diharapkan dapat mengatasi dampak yang diakibatkan Covid-19. Bahkan informasinya, Presiden RI berencana akan mengagendakan kunjungan ke Malang untuk meninjau secara khusus Kampung Tangguh. (rhd)