Dibalik Ketidakpastian Global, OJK Malang: Kondisi Sektor Jasa Keuangan Stabil

Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri menjelaskan, kondisi sektor jasa keuangan stabil. (rhd) - Dibalik Ketidakpastian Global, OJK Malang: Kondisi Sektor Jasa Keuangan Stabil
Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri menjelaskan, kondisi sektor jasa keuangan stabil. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menilai kondisi sektor jasa keuangan di Malang sampai posisi Oktober 2023 tetap stabil. Dengan kinerja intermediasi yang bertumbuh, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga. Berbanding terbalik dengan ketidakpastian kondisi perekonomian global.

Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri mengatakan, sektor perbankan mengawali Triwulan III/2023 dengan baik. Dimana kredit perbankan tumbuh 2,06 persen dari bulan sebelumnya, mencapai Rp91,43 triliun pada akhir bulan Oktober 2023. Kredit utamanya disalurkan untuk kebutuhan modal kerja (porsi: 45,19 persen) dan diikuti oleh kebutuhan investasi (porsi: 31,65 persen).

Bacaan Lainnya

“Penghimpunan dana juga tumbuh positif sebesar 0,78 persen mtm atau 5,30 persen yoy menjadi Rp94,89 triliun. Dengan tingkat LDR sebesar 96,35 persen,” seru Ismi, sapaan akrabnya.

Baca juga: Unikama Lepas 482 Wisudawan, Rektor: Tak Boleh Larut Kondisi Ketidakpastian

Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL perbankan per Oktober 2023 sebesar 2,38 persen atau menurun 0,63 persen yoy. Seiring normalisasi kegiatan bisnis pasca pencabutan status pandemi covid-19. Jumlah kredit restrukturisasi melanjutkan penurunan dengan rasio Loan at Risk mencapai 8,51 persen atau menurun 3,59 persen yoy.

“Penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih tertuju kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama. Yaitu Perdagangan Besar dan Eceran (Rp19,24 triliun; porsi: 21,04 persen), Industri Pengolahan (Rp17,43 triliun; porsi: 19,06 persen), dan Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (Rp14,35 triliun; porsi: 15,70 persen),” beber wanita pengganti pejabat sebelumnya Sugiarto Kasmuri.

Di sisi lain, sektor ekonomi dengan tingkat kredit dan/atau pembiayaan bermasalah tertinggi. Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan (10,39 persen), Perantara Keuangan (6,11 persen), dan Perikanan (5,55 persen).

Pada sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Juni 2023 mencapai Rp1,84 triliun. Atau terkontraksi 0,02 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 10,53 persen yoy dengan nilai aset sebesar Rp226 miliar per September 2023.

Secara umum, minat masyarakat terhadap investasi di Pasar Modal makin tinggi, seperti pada instrumen saham, reksadana dan obligasi atau Surat Berharga Negara. Hal tersebut nampak pada terus bertambahnya jumlah investor Pasar Modal yang tercermin dalam Single Investor Identification (SID). Pada September 2023 tercatat sudah mencapai 253.698 SID atau tumbuh 19,34 persen yoy.

“Peningkatan tertinggi masih ditunjukkan oleh SID Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 23.478 SID per 30 September 2023 atau tumbuh 24,96 persen yoy,” terangnya.

Baca juga: OJK Malang Sebut Dana Masyarakat Aman

Sementara, jumlah nasabah reksa dana menunjukkan peningkatan, yakni tumbuh 39,77 persen yoy menjadi 12.899 nasabah sampai dengan akhir Agustus 2023. Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi adalah Kota Malang. Dengan total transaksi sebesar Rp345,75 miliar, kemudian diikuti Kabupaten Malang sebesar Rp42,78 miliar.

Frekuensi transaksi saham di wilayah kerja KOJK Malang masih menunjukkan penurunan yaitu menurun 42,66 persen secara yoy menjadi 505.914 pada akhir bulan September 2023. Rata-rata nilai transaksi saham juga menurun sebesar 29,33 persen yoy.

“Sentimen penurunan volume transaksi saham disebabkan kenaikan beberapa komoditas. Salah satunya emas yang telah mendekati level tertinggi dalam 7 bulan terakhir akibat pelemahan indeks dolar di tengah sikap The Fed yang lebih dovish/longgar,” tandasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait