Evaluasi dan Tindak Lanjut, Kota Malang Mendekati Zero Stunting

Kepala Dinas Sosial P3AP2KB, Donny Sandito W SP STP MSi menyampaikan laporan. (ws9) - Evaluasi dan Tindak Lanjut, Kota Malang Mendekati Zero Stunting
Kepala Dinas Sosial P3AP2KB, Donny Sandito W SP STP MSi menyampaikan laporan. (ws9)

Malang, SERU.co.id – Dinas Sosial (Dinsos) menggelar rapat Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting tahun 2023. Hasil yang dilaporkan menunjukan, Kota Malang mendekati angka zero stunting, terutama menyasar Kelurahan Rampal Celaket, Samaan dan Klojen.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito W SP STP MSi mengatakan, penanganan kasus stunting butuh perhatian khusus. Dimana membutuhkan pemetaan, pembahasan, penanganan dan evaluasi bersama. Mengingat ditemui beberapa faktor yang membuat angka stunting itu turun dan naik.

Bacaan Lainnya

“Stunting mengalami kasus peningkatan yang disebabkan oleh tiga hal. Pertama, seorang bayi atau balita, saat tumbuh kembang belum mendapatkan air susu ibu (ASI) secara eksklusif,” seru Donny, sapaan akrabnya, di Savana Hotel & Convention Malang, Rabu (13/12/2023).

Baca juga: Wabup Optimis Kabupaten Malang Mampu Wujudkan Zero Stunting pada Tahun 2023

Kondisi kedua, lanjut Donny, dalam satu rumah terdapat seorang anggota keluarga yang merokok. Ketiga, pada pola asuhnya ada yang kurang benar dan kurang baik di lingkungan keluarganya.

“Selain itu, terdapat perokok dalam satu rumah dan pola asuh yang kurang benar. Untuk menekan tiga faktor tersebut, kami berkoordinasi dan berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya. Terkait pemenuhan ASI eksklusif dan gizi, kami memohon kepada Dinkes turut mensosialisasikannya,” ungkap Doni.

Demikian halnya perihal keluarga yang perokok, Doni meminta kepada OPD terkait, untuk turut serta membantu mensosialisasikan bahayanya dampak rokok.

“Soal pola asuh yang kurang pas, kami libatkan PKK di RT/RW secara langsung. Jadi kita saling support untuk menekan jumlah keluarga rawan stunting (KRS). Karena terkait stunting, Dinsos sebatas punya kewenangan secara preventif,” imbuh Doni.

Selain itu, Doni memberikan contoh bagi calon pengantin atau pengantin baru, diberikan pemahaman terkait persiapan-persiapan sebelum melangsungkan pernikahan. Baik kesiapan lahir batin, mental, fisik maupun kondisi perekonomian.

“Sebab orang yang sudah menikah dituntut banyak hal. Contoh lainnya, kita memberi pendampingan terhadap sekolah orang tua tangguh. Pemberian subsidi vitamin serta bentuk pembinaan lainnya,” pungkas Doni.

Senada, Kadinkes Husnul Muarif menyampaikan, terkait adanya tiga kelurahan yang mendekati zonasi zero stunting. Di antaranya Kelurahan Rampal Celaket, Samaan serta Kelurahan Klojen.

“Kelurahan Rampal Celaket, dari angka 181 kasus balita terkena stunting tinggal empat kasus. Kelurahan Klojen dari 139 kasus menjadi 13 kasus. Satu lagi, Kelurahan Samaan dari 333 kini turun menjadi 18 kasus,” seru Husnul.

Sementara itu, Husnul mengungkapkan, data angka stunting di Kota Malang pada enam bulan terakhir Juni 2023 sebesar 9,65 persen, Juli 9,29 persen, Agustus 9,09 persen, September 9,96 persen, Oktober 9,73 persen dan November 9,58 persen. Sedangkan untuk Desember masih belum terekapitulasi.

“Untuk Desember 2023 masih belum terekapitulasi, karena masih berlangsung. Pada Desember 2023, kita lakukan rekapitulasi pada Januari 2024 mendatang,” ungkap Husnul.

Selain itu, adanya intervensi Program Makanan Tambahan (PMT), Husnul menambahkan, tidak ada balita baru beresiko rawan terkena stunting.

“Balita risiko stunting sendiri, mencakup kurang gizi dan berat badannya terus berkurang dalam pertumbuhannya. Ditambah sebab lainnya, baik pola asuh maupun ada kelainan pada bayinya,” kata Husnul.

Baca juga: Dinkes Batu Targetkan Angka Stunting Anak Turun Jadi Sepuluh Persen

Harapan Husnul kedepannya, terkait penanggulangan, penanganan dan penekanan angka stunting, terus dilakukan ke kelurahan lainnya. Agar pada akhir Desember 2023, terdapat perkembangan yang lebih signifikan akan program zero stunting di Kota Malang.

“Kami berdoa ada yang menyusul tiga kelurahan tersebut, untuk penurunan angka stuntingnya. Termasuk mampu menekankan angka KRS-nya. Menjadikan kawasannya kian hari kian mengecil angka kasusnya,” imbuh Husnul.

Husnul tak lupa mengatakan, intervensi pemerintah dalam hal ini sangat penting bagi balita rawan stunting. Agar mampu memberikan bantuan berupa pemenuhan gizi, pendampingan dan pembinaan bagi stakeholder yang berkaitan.

“Kita butuh intervensi pada balita rawan stunting maupun yang terkena stunting. Dilakukan secara tepat sasaran, guna membantu memberikan bantuan asupan gizi, vitamin serta pendampingan ataupun pembinaan dari stakeholder. Semuanya sama-sama ikut peduli dan perhatian,” tutup Husnul.

Evaluasi percepatan penurunan stunting dan evaluasi rencana tindak lanjut audit kasus stunting tahun 2023 ini. Sebagai bahan evaluasi kedepannya yang diselenggarakan secara terjadwal. Tujuannya, untuk melihat perkembangan setiap bulan angka stunting di Kota Malang. (ws9/rhd)

Pos terkait