Malang, SERU.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang bakal lakukan antisipisasi secara serius datangnya musim hujan yang biasanya dibarengi dengan banjir. Seperti hujan Sabtu (4/11) lalu, tim BPBD telah mencatat sebanyak 11 titik genangan air yang harus dicari sulusi secepatnya.
Kepala Pelaksana BPBDB Kota Malang, Prayitno menjelaskan, tim operasional BPBD bakal melakukan asesmen di beberapa 11 titik lokasi yang selama ini terkena banjir. Untuk kronologi banjir Sabtu (4/11), genangan mulai terjadi sekitar pukul 13.15 sampai 17.15 intensitas hujan semakin deras dan mengguyur Kota Malang.
“Jadi kronologinya sekitar jam 13 itu sudah ada intensitas hujan deras mengguyur Kota Malang, semakin lebat laporan yang masuk itu, ada 11 titik sehingga kami dan tim operasional kami melakukan asesmen di beberapa titik lokasi banjir,” seru Prayitno, Senin (6/11/2023).
Baca juga: Begini Penyebab Banjir Kayutangan, Kasin dan Suhat
Menurutnya, penyebab dari banjir tersebut adalah intensitas debit air yang tinggi. Titik yang terkena banjir yaitu Purwantoro, Sunandar Priyo Sudarmo, Jalan bantaran, Jalan Ciliwung, tenaga Utara. Selain itu, ada Bareng, Ir Rais gang 1, Galunggung, Gadingkasri, Sudimoro, Mojolangu, Jalan Candi, dan Bandulan.
“Penyebabnya intensitas nya agak tinggi dan debit air nya meningkat yang terpantau di kami dari Kecamatan Blimbing itu Purwantoro, Sunandar Priyo Sudarmo, Jalan bantaran, Jalan Ciliwung, tenaga Utara. Klojen ada Bareng, Ir Rais gang 1, Galunggung, Gadingkasri. Lowokwaru itu Sudimoro, Mojolangu. Sukun Jalan Candi dan Bandulan,” ungkapnya.
Prayitno mengatakan, ketinggian banjir sangat bervariasi sekitar 10-40 dan belum sampai lutut. Menurutnya, hal itu harus ditangani dengan serius. Pihaknya bakal lakukan mitigasi dengan mengecek sedimen dan endapan sampah.
“Ketinggian nya bervariasi sekitar 10-40 cm jadi belum sampai melewati lutut tapi itu merupakan hal yang serius yang kami tangani. Sehingga, saat hujan kami berharap masyarakat lurah camat untuk segera melakukan mitigasi mulai dari cek sedimen dan endapan sampah,” tuturnya.
Baca juga: Respon Keluhan Genangan di Jalan Terusan Dieng, DPUPRPKP: Lihat Dulu Kontur Jalannya
Lebih lanjut, bila dilihat wilayah tersebut dari tahun ke tahun sudah masuk rawan banjir. Hal ini dikarenakan, kontur wilayahnya termasuk cekungan seperti di Jalan Galunggung dan Gadingkasri.
“Itu memang sudah seperti itu dari tahun ke tahun sudah masuk di rawan bencana karena kontur wilayah nya itu cekungan seperti Jalan Galunggung dari timur ke selatan memang cekungan. Itu klaseman nya 30, kalau di Gadingkasri itu pernah saya lihat tahun 2001-2002 menyempit sampai 70 cm, sehingga air dibuang ke tempat lain,” ucapnya.
Terkait hal teknis, pihaknya merekomendasikan untuk memgoptimalkan drainase di sekitar titik banjir. Dirinya mencontohkan wilayah Tunggul Wulung karena sudah ada gerakan sampah dan sedimen, harus diantisipasi sebelum hujan dalam intensitas tinggi nanti datang.
“Jadi untuk hal teknis kita rekomendasikan di sekitar titik banjir ke teknis untuk mengoptimalkan drainase kemudian ada beberapa rekomendasi seperti yang di Tunggul Wulung itu sudah dibuat kemudian gerakan sampah dan sedimen itu kita tingkatkan meskipun tidak hujan,” imbuhnya.
Baca juga: Bukan Kewenangannya, DPUPRPKP Kota Malang Hanya Laporkan Plengsengan Ambrol ke Provinsi
Kemudian, untuk Early Warning System (EWS) pihaknya sudah memasang di 13 titik. Hal ini, untuk mendeteksi longsor akibat curah hujan tinggi.
“Early warning system kita sudah pasang ada 13 jadi sudah yang rusak kita perbaiki ketika ada curah hujan yang tinggi, itu ada laporan melalui pantauan kamera dan ada sensor air. Ketika sensor itu terendam air maka otomatis sirene nyala dan masyarakat harus waspada untuk evakuasi diri,” tandasnya. (ws8/rhd).