Tiga Alat Bikinan Skariga Ini, Diklaim Mampu Cegah Penyebaran Covid-19

Skarwish, tempat cuci tangan otomatis bikinan Skariga. (rhd)

• Skariga Buka Donasi Skarwish, Skarigaring dan Skargun

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Selalu ada yang unik hasil kreatifitas SMK PGRI 3 (Skariga) Kota Malang dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebelumnya, Skariga membuat hand sanitizer dan masker, merespon kelangkaan dan mahalnya kedua barang itu, lalu membagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Di sisi lain, hand sanitizer kemasan 60 ml itu dijual hanya Rp 15.000, sebagai pengganti biaya produksi.

Kali ini, Skariga mampu membuat tiga alat sekaligus yang dibutuhkan dalam protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Diantaranya Skarwish (cuci tangan otomatis), Skarigaring (pengering tangan otomatis), dan Skargun (pengukur suhu tanpa sentuh). Dan lagi-lagi, harganya pun sangat jauh dari harga pasaran, hanya dikisaran Rp. 300-500 ribu.

Mengeringkan tangan dengan Skarigaring. (rhd)

“Ketiga alat ini bagian dari protokol kesehatan yang harus dipenuhi sebelum memasuki ruangan atau gedung. Dimana harus cuci tangan di Skarwish dan mengeringkan tangan dengan Skarigaring. Semua otomatis melalui sensor tanpa perlu memegang kran, sehingga tangan tetap steril. Kemudian diperiksa suhu tubuhnya dengan Skargun. Semua ini bentuk improvisasi dan kepedulian para guru untuk bersama-sama memerangi Covid-19,” ungkap M. Lukman Hakim, ST, MM, Kepala SMK PGRI 3 Kota Malang, kepada SERU.co.id.

Menurut Lukman, ketiga alat ini merupakan hasil improvisasi produk inovatif, kreatif dan produktif Skariga dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi yang ada di Skariga. “Seperti teknologi 3D printing ini adalah teknologi baru yang tidak dimiliki setiap sekolah. Bisa membuat chasing Skarigaring dan Skargun per layer persis desain yang dibuat di komputer. Sehingga komponen di dalamnya presisi,” imbuh Lukman.

Pengecekan suhu tubuh dengan Skargun. (rhd)

Dalam pembuatannya, tak hanya melibatkan guru, namun juga para siswa meski harus dikerjakan di rumah. “Ada beberapa komponen atau part yang bisa dikerjakan oleh para siswa di rumah. Setelah selesai langsung dipaketkan dengan kemasan khusus agar aman,” terang Lukman.

Meski diakui Lukman, ketiga alat tersebut telah memenuhi kebutuhan standar protokol kesehatan, namun pihaknya masih ingin mengembangkan ketiganya agar memiliki fungsi dan keunggulan lebih dibandingkan produk di pasaran. “Yang jelas ada kelebihan lain. Seperti logo produk bisa disesuaikan keinginan pemesan. Misal dibuat logo Pemkot Malang, logo perusahaan A, atau lainnya, sebagai identitas pemilik,” papar Lukman.

Skariga pun membuka kesempatan kerjasama bagi instansi atau lembaga yang ingin menggunakan ketiga alat itu untuk didonasikan dalam giat sosial kemanusiaan. “Kami juga melayani dan bekerjasama untuk kepentingan masyarakat umum, atau disumbangkan. Tergantung kemampuan lembaga, apakah join venture atau bagaimana. Yang utama spareparts dan bahan. Biaya listrik, tenaga, ongkos kerja itu tanggungan Skariga,” tandas Lukman.

Kepala Skariga, M. Lukman Hakim, ST, MM, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Dalam penggunaan Skarwish cukup mudah. Cukup menggerakkan tangan ke sensor, maka air dari kran mengalir. Ketika tangan diangkat untuk mengambil sabun, maka air berhenti sejenak untuk menghemat. Tangan diarahkan kembali ke sensor untuk membasuh tangan dari sabun. Setelah bersih, tangan diangkat untuk dikeringkan. “Tanpa perlu buka tutup kran dengan tangan, sudah otomatis. Sehingga tangan terjaga steril. Di internal Skariga, sudah terpasang 8 titik. Sedang mempersiapkan pesanan dari luar,” ungkap Ahmad Athoillah, guru teknik elektro sang inisiator Skarwish.

Usai mencuci tangan, maka tangan dikeringkan menggunakan Skarigaring, cukup dari jarak beberapa sentimeter. “Suhunya sekitar 40-50 °C untuk membunuh virus, kuman dan bakteri. Cukup sebentar saja langsung kering. Ini sekaligus solusi sampah tissue yang boros untuk mengeringkan tangan,” terang Ahmad Mursit, inisiator Skarigaring.

Ketiga Inisiator pembuat Skargun, Skarigaring dan Skarwish. (rhd)

Selanjutnya, petugas akan mengecek suhu tubuh dengan Skargun. Kelebihan Skargun, cukup menekan tombol sekali bisa monitoring beberapa orang. Atau mengecek ulang suhu tubuh orang yang sama. Bisa disetting untuk suhu permukaan (surface) dan suhu tubuh dengan selisih 2°C. “Setiap 2,5 detik langsung refresh otomatis. Jadi bisa mengecek banyak orang. Menggunakan baterai lithium-ion bisa untuk di-charge. Dilengkapi juga suhu ambien atau suhu sekitar. Jadi bisa memastikan akurasi suhu tubuhnya dengan pembanding suhu sekitar/ruangan,” beber Yatmianto, inisiator Skargun. (rhd)

Pos terkait