Malang, SERU.co.id – Dosen Sosiologi Media dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB), Dr Mondry MSos menekankan, pentingnya memanfaatkan media. Khususnya generasi muda dalam menyebarkan isu lingkungan dan bencana melalui media.
Dr. Mondry menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara yang secara luas rentan terhadap bencana alam. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai laboratorium atau gudang bencana. Dirinya menggarisbawahi peran penting generasi muda dalam menyebarkan pengetahuan isu lingkungan dan bencana melalui media.
“Berita yang diunggah oleh media massa mengenai lingkungan dan bencana seringkali muncul saat ada bencana terjadi. Dan tidak ada upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” seru Dr Mondry, dalam pengabdian masyarakat di Balai Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Minggu (3/9/2023).
Penulis buku berjudul ‘Media dan Bencana’ ini mengatakan, generasi muda memiliki peluang besar untuk menulis. Serta membagikan pengetahuan berbagai pengetahuan lingkungan dan bencana yang disebar melalui media sosial.
“Jika itu dilakukan terus menerus, tentu pengetahuan masyarakat akan bertambah. Harapannya kesadaran masyarakat terhadap persoalan lingkungan dan bencana juga meningkat,” tegas dosen yang pernah mengenyam profesi wartawan ini.
Dr. Mondry menekankan, generasi muda mudah mencari bahan penulisan terkait isu lingkungan dan bencana melalui internet yang melimpah sumbernya. Mereka juga bisa meminta informasi dan berdiskusi dengan para ahli lingkungan yang ada di pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat umum.
Dosen sosiologi lingkungan FISIP UB itu menganjurkan, langkah ini ditempuh. Karena masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan sebagai pemicu bencana. Disisi lain, media massa saat ini belum cukup serius mengangkat isu-isu lingkungan dan bencana sebagai informasi utama.
“Berita media massa tentang lingkungan dan bencana hanya memberitakan hal itu saat terjadi bencana saja. Tidak terus menerus dengan target peningkatan kesadaran masyarakat,” tandas mantan anggota PWI Malang Raya ini. (ws8/rhd)