Melalui UNTA, UB Berharap Manfaat dan Solusi Global pada Bidang Pertanian Tropik

Para anggota UNTA peserta seminar internasional dan assembly annual meeting. (rhd) - Melalui UNTA, UB Berharap Manfaat dan Solusi Global pada Bidang Pertanian Tropik
Para anggota UNTA peserta seminar internasional dan assembly annual meeting. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Melalui seminar internasional dan assembly annual meeting UNTA (University Network for Tropical Agriculture), ada sejumlah manfaat dan solusi global yang dihasilkan. Selain potensi kerjasama antar anggota UNTA, UB sebagai tuan rumah berharap, kegiatan ini menemukan hal baru. Serta solusi mengatasi permasalahan pertanian iklim tropis maupun global, misal antisipasi El Nino.

Sebagai tuan rumah, Rektor UB, Prof Widodo SSi MSi PhD mengatakan, pertemuan dan seminar ini sebagai ajang promosi dan kolaborasi di antara anggota UNTA. Meliputi kolaborasi akademik dan penelitian, pertukaran dosen dan mahasiswa, konferensi bersama, publikasi bersama, kegiatan akademik bersama dan lainnya. Dimana gelaran kali ini dipusatkan di Gedung Widyaloka UB, selama Selasa-Rabu (8-9/9/2023).

Bacaan Lainnya

“Kita disini sama-sama berdiskusi dan sharing pengalaman dari masing-masing universitas, dilanjutkan kerjasama untuk penguatan penelitian pertanian tropis. Bagi UB, kegiatan ini sangat menguntungkan untuk penguatan jaringan keterlibatan di asosiasi internasional ini,” seru Prof Widodo.

Rektor UB menunjukkan beberapa poster penelitian yang diikuti mahasiswa UB dalam lomba poster UNTA. (rhd)

Menurutnya, hasil luaran yang diharapkan, mahasiswa UB dapat memiliki rekognisi internasional. Sementara para dosen calon guru besar maupun sudah profesor dapat menjalin kerjasama riset antar perguruan tinggi anggota UNTA. Sehingga permasalahan yang sama terkait hilirasi produk riset dan penelitian, dapat diwujudkan dan berkembang ketika lintas negara.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian (FP) UB, Prof Mangku Purnomo PhD menjelaskan, tantangan dunia ke depan adalah perubahan iklim. Dan kondisi dunia saat ini sudah global boiling, sehingga berimbas terhadap produksi sektor pertanian.

“Tantangan ke depan perubahan iklim el nino tidak hanya global warming, tapi sudah global boiling. Sehingga berimbas pada sektor pertanian yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan sektor pertanian menjadi rusak dan pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal,” terang Mangku.

Mangku mengatakan, forum juga membicarakan bagaimana sektor pertanian bisa menjadi lebih tahan lama terhadap perubahan iklim. Selain itu, solusi lain bisa dilakukan melalui sustainable agriculture lewat penggalakkan agroforesty.

“Kami sedang mencoba mencari teknologi yang bisa merekayasa tanaman menggunakan genetika Enginerring. Sehingga lebih tahan terhadap berbagai macam iklim dan cuaca, seperti El Nino. Dalam penanaman lahan kawasan kosong yang selama ini kering, kita dorong jadi hutan kembali,” bebernya.

Seminar internasional bertajuk pertanian tropik ini diikuti oleh 300 orang dari kalangan dosen, mahasiswa, dan peneliti. Menghadirkan nara sumber dari Indonesia dan Taiwan, antara lain Prof Dr Jue-Liang Hsu (Dean College of Agriculture, NPUST, Taiwan) dan Prof. Ir Arifin Noor Sugiharto MSc PhD (Fakultas Pertanian UB).

Sementara, agenda annual assembly meeting 2023, diikuti oleh 12 anggota dari Thailand, Malaysia, Vietnam, Indonesia, dan Taiwan. Dalam forum ini akan dibahas rencana kerjasama akademik dan penelitian khususnya pertanian tropis.

Selain seminar dan assembly annual meeting, diadakan pula competition, poster exhibition/mini expo. Dilanjutkan penandatanganan MoU antara UB bersama anggota UNTA, serta MoA bersama fakultas pertanian.

Sebagai informasi, UNTA merupakan salah satu jaringan 28 universitas terkemuka di bidang pertanian tropis di kawasan Asia Tenggara dan Taiwan. Dimana pencetus pertama UNTA adalah Taiwan, sehingga kantor UNTA terletak di Universitas Sains dan Teknologi Nasional Pingtung, Taiwan.

Para pendiri UNTA di antaranya Institut Pertanian Bogor, Universitas Maejo, Universitas MingDao, Universitas Sains dan Teknologi Nasional Pingtung, Universitas Thai Nguyen. Kemudian Universitas Brawijaya, Universiti Malaysia Sabah, Universiti Putra Malaysia, dan Universitas Weihenstephan-Triesdorf di bidang ilmu terapan. (rhd)

Pos terkait