Mahasiswa Ajak Warga Ngijo Budidaya  Maggot, Optimalkan Fungsi TPST

hasil budi daya maggot yang mampu menambah nilai ekonomi masyarakat 11zon
Hasil budi daya Maggot yang mampu menambah nilai ekonomi masyarakat . (foto: ist)

Malang, SERU.co.id – Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Kelompok 237 dari Universitas  Brawijaya membantu warga Desa Ngijo, Kabupaten Malang dalam mengoptimalkan sampah menjadi pakan Lele. Caranya dengan mengoptimalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)  yang ada di wilayah tersebut.

Koordinator Desa, Astrid Vanessa Akhzani mengatakan, belum terdapat sarana prasaranan  untuk pengolahan sampah menjadi nilai ekonomi secara optimal. Di TPST tersebut belum diolah secara optimal. Meskipun  sampah sudah dipilah mana yang organik dan yang non organik.

Bacaan Lainnya

“Yang non organik didaur ulang, sedangkan yang organik kami cacah untuk dijadikan pakan maggot atau lalat hitam,” serunya.

Astrid, sapaannya menjelaskan, dalam prosesnya maggot-maggot tersebut akan mengurai sampah-sampah organik. Kemudian, maggot-maggot yang sudah siap dijemur di bawah sinar matahari. Jika sudah kering akan disebar untuk pakan lele dan ikan nila.

“Selain itu, maggot ini juga bisa dijadikan untuk pakan ternak,” terangnya.

Salah satu anggota tim MMD, Althofian Arya Putra menambahkan, untuk panen lele yang pertama sudah diambil oleh warga sekitar. Sebagian juga dimanfaatkan oleh salah satu pondok yang ada di wilayah kecamatan Dau.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapang (DPl) Dhira Kurniawan Saputra SKel MSc mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan mahasiwa diharapkan bisa membawa nilai lebih bagi masyarakat sekitar.

“Program KKN ini juga disupport oleh hibah pengabdian strategis MMD,” imbuhnya.

Dhira menuturkan, terdapat beberapa subkegiatan berupa workshop tata kelola sampah, pelatihan budidaya maggot, pembuatan analisis kelayakan usaha perikanan serta bantuan sarpras mesin pengolah kompos. Diharapkan dari program ini, terdapat kolaborasi civitas akademika UB melalui MMD dan kegiatan pengabdian dapat mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular berbasis TPST. Sebagai bagian dari program prioritas pemerintah terkait pengelolaan sampah.

“Sarpras bantuan yang diberikan antaralain untuk budidaya maggot dan mesin pengolah sampah menjadi kompos dengan kapasitas 100kg/jam,” imbuhnya lagi.

Optimalisasi sampah merupakan salah satu program kerja MMD Kelompok 237. Beberapa program yang sedang mereka jalankan saat ini antaralain sertifikasi halal, digitalisasi marketing dan UMKM. Serta pelatihan mikorsof office bagi kader-kader Posyandu. (dik/ono)

 

Pos terkait