Senang Konsumsi Makanan Banyak Gula, Garam dan Minyak? Ini Risikonya

Ilustrasi pengecekan tekanan darah dengan tensimeter. (ist) - Senang Konsumsi Makanan Banyak Gula, Garam dan Minyak? Ini Risikonya
Ilustrasi pengecekan tekanan darah dengan tensimeter. (ist)

Batu, SERU.co.id Hipertensi menjadi kasus yang tercatat paling banyak di tahun 2022. Ternyata, pemicu terbanyaknya adalah kebiasaan konsumsi gula, garam dan minyak yang berlebih, kurang aktifitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

Kepala bidang (Kabid) pencegahan dan pengendalian penyakit serta penanganan bencana (P3PB) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr. Susana Indahwati menjelaskan, peningkatan penemuan kasus hipertensi diketahui melalui Puskesmas serta Posbindu. Pemeriksaan tekanan darah secara sederhana dilakukan oleh kader kesehatan maupun masyarakat awam dengan pengawasan dari tenaga kesehatan. Deteksi dini penyakit hipertensi ini dilakukan minimal 1 kali dalam satu tahun.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Cegah Penyakit di Usia Produktif, Dinkes Kota Batu Bentuk Posbindu

“Jika ditemukan adanya peningkatan maka setiap bulan harus dipantau dan dilakukan tatalaksana untun mengendalikan tekanan darah agar tidak sampai menimbulkan komplikasi,” serunya.

Dokter Susan, sapaannya menyebutkan, faktor keturunan ikut berperan dalam kecenderungan seseorangan mengalami Hipertensi. Tapi yang lebih berpengaruh, adalah gaya hidup dan pengelolaan stres. Seseorang dengan keturunan hipertensi, tidak selalu akan menjadi hipertensi jika bisa menjaga pola hidupnya baik dan mengelola stresnya.

“Orang tanpa keturunan hipertensi, jika perilakunya berisiko dan tidak mampu mengelola stres maka bisa mengalami hipertensi,” ungkapnya.

Baca juga: Hobi Minum Kopi Saset, Baca Dulu Fakta Kesehatannya!

Dokter Susan menerangkan, sampai dengan bulan Juni 2023, berdasarkan laporan bulanan SPM Hipertensi Puskesmas, total ada 20.375 penduduk yang mengalami hipertensi. Jumlah itu didapat dari dari total 58,385 penduduk yang dilakukan deteksi dini PTM. Data tersebut cenderung sama dengan daerah lain.

“Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 sebanyak 43,7% penduduk usia produktif di kota Batu mengalami hipertensi,” ungkapnya.

Mitos makanan penyebab hipertensi biasanya dikaitkan dengan sate kambing. Dokter Susan menuturkan, sebenarnya kolesterol dalam daging kambing melalui pengolahan dengan cara dibakar, lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan dengan dikukus atau direbus. ada tidaknya pengaruh tersebut kembali lagi seberapa banyak konsumsi yang dilakukan serta kondisi kesehatan tubuh saat ini.

Baca juga: Penderita Maag Boleh Diet, Ini Penjelasan Ahlinya

“Kolesterol yang tinggi akan menimbulkan adanya plak atau timbunan pada dinding pembuluh darah, yang pada akhirnya mengganggu aliran darah dalam tubuh dan jantung harus memompa darah secara ekstra,” imbuhnya lagi.

Dr. Susana Indahwati menghimbau agar masyarakat tertib melakukan cara CERDIK. Yakni cek kesehatan rutin, enyahkan asap rokok dan alkohol, rajin aktifitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, kelola stres. Pemeriksaan kesehatan itu bisa dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di tempat kerja/sekolah.

“Kuncinya ada pada kesadaran masyarakat untuk cek tekanan darah secara teratur serta melakukan merubah perilaku yang berisiko,” pungkasnya. (dik/mzm)

Pos terkait