Data Penderita Hepatitis di Kota Batu Naik Turun, Dinkes Batu Ajak Masyarakat Mengenal Resiko Penularannya

Data Penderita Hepatitis di Kota Batu Naik Turun, Dinkes Batu Ajak Masyarakat Mengenal Resiko Penularannya
Ilustrasi organ hati manusia yang rawan terkena virus Hepatitis. (ist)

Batu, SERU.co.id – Data Penderita Hepatitis di Kota Batu mengalami kondisi naik turun. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Batu mengajak masyarakat untuk mengenali resiko penyakit ini.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, Dr. Susana Indahwati mengatakan, data penderita hepatitis di Kota Batu Tahun 2024, Hepatitis A sebanyak 29 orang. Hepatitis B sebanyak 228 (termasuk ibu hamil 13 orang) dan Hepatitis C nihil. Namun, pada 2025 ini (sampai pertengahan Juli 2025), Hepatitis A sebanyak 3 orang, Hepatitis B : 103 (termasuk ibu hamil 11 orang) dan Hepatitis C ditemukan 9 orang.

Bacaan Lainnya

“Hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV), ini memang sangat bisa menyerang ibu hamil dan kemudian menular kepada anak,” serunya.

Dokter Susan menerangkan, Hepatitis B, adalah penyebab utama hepatitis kronis pada anak-anak. Jika seorang ibu hamil terinfeksi HBV, terutama jika dia positif HBeAg (menandakan viral load tinggi), ada risiko 70-90 pesen bayinya akan terinfeksi saat lahir atau di awal masa kanak-kanak.

“Infeksi HBV pada bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun memiliki kemungkinan sangat tinggi (sekitar 95 persen) untuk berkembang menjadi infeksi kronis,” ungkapnya.

Dokter Susan menyebutkan, Hepatitis C juga dapat menular dari ibu ke anak, terutama selama persalinan. Sedangkan Hepatitis A dan Hepatitis E, meskipun lebih jarang, namun juga dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan ibu dan anak/ janinnya. Namun, penularan dari ibu ke anak untuk HAV dan HEV jarang terjadi secara intrauterin atau perinatal.

“Gejala Umum Hepatitis (akut) antara lain demam, kelelahan ekstrem (malaise), nyeri otot dan sendi serta kehilangan nafsu makan disertai dengan mual dan muntah. Selain itu juga timbul diare dan nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas (terutama di area hati) dan air kencing (urine) yang berwarna gelap seperti teh. Selain itu juga feses (BAB) berwarna pucat/abu-abu dan kulit dan mata menguning serta gatal-gatal pada kulit (tanpa ruam),” paparnya.

Untuk penanganan penyakit Hepatitis ini, lanjut dokter Susan, sangat bergantung pada jenis virus dan tingkat keparahannya. Untuk Hepatitis A bersifat ringan dan sembuh total dengan sendirinya, cukup dengan terapi suportif (istirahat, nutrisi, hidrasi) dan tidak ada pengobatan spesifik. Obat antivirus berperan untuk memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi risiko kanker hati, dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang.

“Vaksin HBV sangat efektif dan direkomendasikan untuk diberikan segera setelah lahir untuk mencegah penularan dari ibu ke anak,” imbuhnya

Dampak terburuk penyakit Hepatitis ini, imbuh Dokter Susan, dapat menyebabkan Sirosis Hati dan Gagal Hati serta Kanker Hati (Karsinoma Hepatoseluler). Pada ibu hamil, infeksi hepatitis dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada bayi, dan pecah ketuban dini.

“Kami berharap semakin banyak orang yang mengetahui status hepatitis mereka melalui pengujian, yang merupakan langkah pertama untuk mengakses pengobatan yang menyelamatkan jiwa dan mencegah kanker hati,” pungkasnya. (dik/mzm)

Pos terkait