Menjawab Tantangan Zaman, Emil Dardak: Sinergikan Merdeka Belajar dan Merdeka Berkarir

Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, menjawab pertanyaan awak media. (rhd) - Menjawab Tantangan Zaman, Emil Dardak: Sinergikan Merdeka Belajar dan Merdeka BerkarirWagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, menjawab pertanyaan awak media. (rhd) - Menjawab Tantangan Zaman, Emil Dardak: Sinergikan Merdeka Belajar dan Merdeka Berkarir
Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Di tengah para dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) se-Indonesia, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meminta, mereka melahirkan lulusan siap kerja. Salah satunya melalui sinergi Merdeka Belajar dan Merdeka Berkarir, agar lulusan mampu menjawab tantangan zaman. Dengan dapat bekerja dimanapun dalam semua bidang yang terkorelasi.

Dihadapan Dekan FEB dari 82 perguruan tinggi, Emil meminta, agar mampu mendeteksi perubahan yang mendasar dalam dunia kerja. Sebagai bentuk antisipasi permasalahan serapan tenaga kerja para lulusannya. Sehingga antara program merdeka belajar dan konsep merdeka berkarir mampu saling melengkapi.

Bacaan Lainnya

“Ruang merdeka belajar yang dibuka untuk memberikan fleksibilitas ini akan sinkron dengan konsep merdeka berkarir. Kolaborasi dan sinergisitas menjadi sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Sehingga saling menguatkan kerjasama antar berbagai pihak dalam menjawab tantangan dunia kerja yang semakin berkembang,” seru Emil, dalam Sidang Pleno XX Asosiasi Fakultas Ekonomi & Bisnis Indonesia (AFEBI), di Hotel Grand Mercure Malang, Kamis (6/7/2023).

Menurutnya, FEB merupakan fakultas favorit dengan jumlah peminat terbanyak setiap tahunnya, tentunya dengan output terbanyak pula. Sehingga, perlu ada upaya baru untuk mempersiapkan para lulusan agar siap berkarir dimanapun di bidang ekonomi. Tidak terjebak hanya pada ilmu yang dipelajari pada saat berkuliah.

“Fakultas ekonomi sedemikian besar baik peminat dan output lulusan ekonomi seperti apa. Jangan sampai selama berkarir terkungkung oleh kemampuan yang diperoleh saat kuliah empat tahun itu, harus punya keberanian. Banyak kok lulusan akuntansi bisa berkarir dimanapun, tak harus jadi akuntan, tapi tak jauh dari dunia ekonomi,” imbuhnya.

Emil Dardak meminta perguruan tinggi melahirkan lulusan mampu menjawab tantangan zaman. (ist)

Melalui merdeka belajar, mahasiswa magang di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Harapannya, mahasiswa mampu menguasai berbagai jenis pekerjaan yang ada di tempat magang, bukan hanya satu jenis pekerjaan.

“Banyak lho mahasiswa saat magang malah bingung ngapain, karena maunya bekerja sesuai satu keilmuan. Padahal di pekerjaan tersebut ada banyak korelasi keilmuannya, jadi jangan sampai bingung malah disuruh bikin kopi,” tegasnya.

Disisi lain, perkembangan teknologi saat ini sudah tidak bisa dihindari, sehingga diperlukan lulusan-lulusan perguruan tinggi yang tidak terjebak hanya pada ilmu yang dipelajari saat kuliah. Mau tidak mau harus mengembangkan potensi dan kemampuannya mengikuti perkembangan zaman.

“Kami menaruh harapan besar dari dekan-dekan fakultas ekonomi dari 82 perguruan tinggi ini. Agar bersama-sama berdiskusi, melahirkan lulusan yang akan membawa Indonesia menjawab tantangan zaman,” tandasnya.

Dalam sidang pleno bertemakan “Quick Wins Transformasi Ekonomi: Manifestasi Visi Ekonomi Indonesia Emas” yang digelar Rabu-Jumat (5-7/7/2023). Sidang Pleno 20 diikuti seluruh Dekan FEB anggota AFEBI, Wakil Dekan, Ketua Prodi, Ketua Departemen dan dosen anggota AFEBI.

Dengan agenda membahas isu-isu strategis yang berhubungan dengan transformasi ekonomi untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas. Selanjutnya, mewujudkan kerjasama antar anggota guna peningkatan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi berdasarkan saling pengertian dan saling sinergi. Dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

“AFEBI ini sebagai wadah kekeluargaan, persatuan dan kesatuan anggotanya secara akademik dan profesional. Sehingga dapat mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara efisien dan efektif,” ungkap Ketua Dewan Pengurus Nasional AFEBI, Prof Dr Abd Rahman Kadir SE MSi, dalam sambutannya.

Diharapkan, dengan Sidang Pleno 20 AFEBI ini dapat bermanfaat bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Serta maanfaat pengembangan keilmuan bagi para peserta anggota AFEBI seluruh Indonesia.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Malang, serta Rektor UB dan Dekan FEB UB. Dimana telah berkenan menjadi tuan rumah Sidang Pleno 20 AFEBI,” tandas Dekan FEB Unhas ini.

Sementara itu, Dekan FEB Universitas Brawijaya (UB) Malang, Abdul Ghofar SE MSi MAcc DBA Ak menerangkan, mengenai Middle Trap Income. Yakni negara yang berpenghasilan menengah terus menerus, contohnya negara Brasil. Maka pertumbuhan ekonomi Indonesia harus diatas 7 % per tahunnya.

“Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia masih berkisar di angka 5 ribu dolar. Padahal saat ini tantangannya sudah harus diatas 23 ribu dolar agar sejahtera. Hal ini agar supaya Indonesia tidak masuk dalam kategori Middle Trap Income,” ungkap Ghofar. (rhd)

Pos terkait