Malang, SERU.co.id – Tahun ini Perum Jasa Tirta (PJT) I kembali melaksanakan flushing Bendungan Sengguruh yang berada di wilayah Kepanjen, Kabupaten Malang. Jika sebelumnya flushing dijadwalkan lima hari 19-23 Juni 2023, PJT I memperpanjang proses penggelontoran sendimen di Bendungan Sengguruh hingga 28 Juni 2023.
Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi mengatakan, flushing Bendungan Sengguruh awalnya dijadwalkan selama lima hari. Dikarenakan adanya kerusakan pada trashrack intake PLTA Sengguruh memerlukan waktu lebih untuk perbaikan. Sehingga kegiatan (flushing) diperpanjang hingga 28 Juni 2023.
“Flushing dilakukan untuk mengurangi sedimen yang ada di Waduk Sengguruh, sehingga bendungan tetap berfungsi dengan baik. Ini sudah keempat kalinya sejak pertama dilakukan tahun 2016 lalu,” seru Milfan, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Minggu (25/6/2023).
Milfan mengungkapkan, kondisi sedimen di Sengguruh sudah mendekati intake PLTA. Sehingga perlu dilakukan penggelontoran sebagai langkah penanganan mencegah sedimen agar tidak masuk ke turbin.
Selain, flushing Sengguruh merupakan bentuk implementasi penggunaan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) kepada pemanfaat. Salah satunya PT PLN Nusantara Power.
Flushing, lanjut dia, untuk membersihkan sampah di area trashrack PLTA Sengguruh yang berpotensi mengganggu operasional PLTA. Selain itu, terdapat tiga unit sand flushing PLTA yang tidak bisa beroperasi, sehingga pada saat penggelotoran waduk bisa perlu dilakukan inspeksi untuk tindakan perbaikan.
Sementara itu, Kepala Divisi Jasa ASA I PJT I, Herwaman Cahyono Nugroho menambahkan, untuk mengimbangi banyaknya sedimen yang masuk ke waduk. Tidak cukup jika hanya melakukan pengerukan menggunakan kapal keruk.
“Flushing ini cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan kapasitas tampung Waduk Sengguruh, sebagai tampungan pertama dari sistem Sungai Brantas,” ucapnya.
Disinggung jumlah sedimen yang telah digelontorkan, Hermawan belum dapat menyampaikan datanya.
“Sekarang masih kasat mata saja. Namun hitungan pasti untuk daya tampungnya akan dilakukan pengukuran echosounding lebih dulu. Yakni oleh tim dari kantor pusat (PJT I) selepas 28 Juni 2023,” terangnya.
Hermawan menyampaikan, daya tampung Bendungan Sengguruh telah menurun drastis dari kapasitas di awal pembangunannya tahun 1989 sebesar 21,5 juta meter kubik. Saat ini menurun sampai hampir 1,12 juta meter kubik. Sengguruh menerima sedimen dengan jumlah yang cukup tinggi setiap tahunnya, mencapai 2 juta meter kubik berdasarkan hasil studi terbaru yang dilakukan perusahaan.
Untuk mengurangi sedimen, ia pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai dan sempadan. Selain untuk menjaga lingkungan.
“Bendungan Sengguruh menjadi salah satu penopang dalam sistem Sungai Brantas. Semoga hal ini menjadi kepedulian kita bersama,” pungkasnya.
Sebelumnya, kegiatan flushing telah diawali dengan sosialisasi pada instansi terkait, seperti TNI, Polri dan masyarakat sekitar, termasuk pemberitahuan pada Bupati Malang. Kegiatan sosialisasi pada masyarakat juga dilakukan untuk mengamankan agar tidak ada warga yang mendekat dan beraktivitas di hilir bendungan saat kegiatan flushing. (rhd)