Batu, SERU.co.id – Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Batu 2023 diselenggarakan pada Sabtu (24/6/2023) malam di Hotel Aston Inn Kota Batu. Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Drs. H. Saifullah Yusuf dan Bendahara Umum PBNU, G. Gudfan Arif Gofur.
Acara inti pelantikan diawali dengan pembacaan SK PBNU Nomor :192/PB.01/A.II.01.45/99/04/2023 tentang Pengesahan PCNU Kota Batu Masa Khidmat 2023-2028. Surat keputusan dibacakan langsung oleh Sekjen PBNU Drs. H. Syaifullah Yusuf. Surat keputusan itu telah ditetapkan dan ditandatangani di Jakarta, 22 Ramadhan 1444/ 13 April 2023 M.
Sebelum melakukan pembaiatan, Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyebutkan, baiat adalah tuntutan dari organisasi. Hal ini diwajibkan dalam sebuah proses pelantikan pengurus. Maksudnya adalah untuk menegaskan bahwa keberadaan pengurus PCNU menempati kedudukan keagamaan.
“Selain memikul tanggung jawab keagamaan, juga akan dipertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala,” seru KH Yahya Cholil, sapaannya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Batu,Takim MPd mengatakan, Kota Batu memiliki 3 Musyawarah Wilayah Cabang (MCW), sedangkan kepengurusan tingkat ranting ada 24. Sesuai dengan amanat Muktamar NU di Lampung, PCNU Kota Batu akan segera membentuk kepengurusan Anak Ranting.
“Insyaallah dalam waktu dekat akan menjadi program utama kami adalah pembentukan anak ranting di dusun-dusun, untuk menjaga “Ahlu Sunnah wal Jamaah,” ungkapnya.
Takim juga menyebutkan, dirinya bersama pengurus juga akan menjadikan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama sebagai program prioritas. Untuk mewujudkan hal itu pengurus akan melakukan rapat kerja dengan mengundang instansi terkait dari pemerintah Kota Batu. Raker tersebut bertujuan untuk mensinkronkan program-program PCNU Kota Batu bersama program pemerintah Kota Batu.
Insyaallah Raker akan kami selenggarakan pertengahan Juli mendatang,” sebutnya.
Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf dalam arahannya kembali menegaskan agar PCNU Batu mampu menghayati tugas dan kedudukan tanggung jawab keagamaan. Pasalnya NU didirikan oleh para ulama dan para kyai sebagai khidmat pengabdian kepada agama. Kyai Yahya Cholil juga juga menyebutkan tugas dan tanggungjawab sebagai pengurus tidak terbatas jam kerja, namun sepanjang hari.
“Tanggungjawab sebagai pengurus bukan hanya dari pagi sampai sore saja, tetapi selama masa khidmat sejak SK ini berlaku,” tegasnya.
Menyikapi perkembangan NU di Batu, Kyai Yahya Cholil juga mengungkapkan bahwa mood NU di Kota Batu sudah bernuansa urban atau perkotaan. Begitu pula daerah Malang Raya lainnya yakni Kota Malang dan Kabupaten Malang. Sementara asal muasal basis jamaah Nahdlatul Ulama adalah dari desa.
“Di Jawa Timur ini sebagian besar masyarakatnya telah mengikuti atau menerima Nahdlatul Ulama seperti sebagai bagian dari kehidupan mereka,” tuturnya.
Dikarenakan perkembangan zaman, masyarakat kota Batu, disebut oleh Kyai Yahya Cholil telah bertransformasi menjadi masyarakat kota. Meskipun demikian kesetiaan dan sentimen positif serta kecintaan kepada NU tidak berubah. Sebagai masyarakat Kota, warga Batu masih mau meneruskan tradisi selamatan, tahlilan, manakipan dan sebagainya.
“Ini menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama mempunyai karakter dengan vitalitas yang sangat tinggi. Masyarakat muslim perkotaan di Indonesia 60 persen sampai 80 persen mengaku mengikuti Nahdlatul Ulama,” ucap Kyai Yahya Cholil, disambut tepuk tangan.
Ketua PBNU berpesan agar PCNU turut memikirkan dan mengupayakan agar bagaimana menjaga nilai-nilai makna Nahdlatul Ulama yang berakar dari karakter masyarakat desa. Dan ketika nilai-nilai tersebut disuntikkan kepada masyarakat perkotaan, tetap menjadi nilai yang relevan. Dengan arti lain, nilai-nilai yang ada tetap membawa manfaat dan maslahat yang dirasakan oleh masyarakat kota itu sendiri.
“Visi jauh ke depan yang harus kita adopsi saat ini, Nahdlatul Ulama harus dikembangkan sebesar-besarnya, sekuat-kuatnya supaya bisa membawa pengaruh baik, seluas-luasnya di tengah peradaban umat manusia,” pungkasnya. (dik/ono)